Orang Jakarta Konsumen Daging Ayam Terbesar

Orang Jakarta Konsumen Daging Ayam Terbesar

- detikFinance
Rabu, 02 Sep 2009 14:22 WIB
Bogor - Tingkat konsumsi daging ayam masyarakat Jakarta dan sekitarnya (Jabodetabek) masih menempati urutan paling tinggi dibandingkan dengan wilayah lainnya di Indonesia.

Saat ini konsumsi masyarakat Jabodetabek untuk daging ayam mencapai 1-1,2 juta ekor ayam per hari atau kurang lebih 300 juta ekor per tahun.

Demikian disampaikan oleh Ketua Umum Gabungan Perusahaan  Perunggasan  Indonesia (Gappi) Anton Supit disela-sela acara kunjungan Mendag Mari Elka Pangestu, ke rumah potong ayam di Parung, Bogor, Rabu (2/9/2009).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di Jakarta kebutuhannya 1 juta ekor per hari, atau 300 juta ekor se-Jabodetabek per tahun, itu sudah sepertiga dari kebutuhan nasional," katanya.

Kondisi ini, kata dia, menyebabkan terjadinya kepincangan konsumsi protein daging secara nasional termasuk daging ayam di wilayah luar Jakarta termasuk di daerah-daerah. Ia mengharapkan salah satu kunci yang bisa menjadi penyelesaian tehradap masalah ini adalah membuat harga daging ayam yang terjangkau dan stabil, mengingat harga daging ayam relatif murah dibandingkan daging sapi.

"Kuncinya upaya mendorong rumah potong ayam," katanya.

Ia menjelaskan, kemampuan produksi rumah potong yang mampu memproduksi daging ayam beku, bisa menjadi solusi stabilitas harga daging ayam di dalam negeri. Selama ini harga daging ayam selalu bergejolak karena suplai dan permintaan yang fluktuatif.

Konsumsi Perkapita Masih Rendah

Hingga saat ini, Indonesia tercatat menjadi salah satu negara yang tingkat konsumsi daging perkapita masih rendah, khususnya untuk daging ayam.

Dengan kemampuan  produksi ayam 26 juta ekor ayam (pitik) per minggu, konsumsi perkapita masyarakat Indonesia terhadap daging  ayam  masih mencapai 4,8 kg per tahun, sedangkan Malaysia sudah mencapai 38,5 kg per tahun, Amerika Serikat 46 kg per tahun.

"Konsumsi kita masih sangat kurang. Misalnya telor, konsumsi per kapitanya China sudah 300 butir per tahun, kalau Indonesia masih 60 butir," imbuhnya.

(hen/ang)

Hide Ads