Hal itu disampaikan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Muhammad Lutfi sebagai pembicara kunci pada sesi briefing bertema Building the World’s 3rd Largest Democracy di Gedung Parlemen Italia, Roma, 15/9/2009.
Menurut Lutfi, reformasi total itu meliputi demokratisasi, transparansi kebijakan, zero tolerance untuk korupsi, pemerintahan bersih dan ekonomi efisien. "Di samping juga perubahan pola pikir yang melahirkan ‘Indonesia Baru’ yang pro bisnis, pro pertumbuhan dan pro lapangan kerja," tandas Lutfi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tujuannya untuk memberikan pemahaman komprehensif dan update mengenai perkembangan politik, ekonomi dan sosial Indonesia pasca peledakan bom di Jakarta pada Juli 2009 lalu," jelas Konselor Pensosbud Musurifun Lajawa kepada detikcom.
Kepala BKPM Lutfi memaparkan bahwa kini Undang-undang Investasi Indonesia mencakup antara lain equal treatment, yakni perlakukan sama antara penanaman modal dalam negeri dengan penanaman modal asing. Juga investasi tanpa persyaratan modal minimal, kebebasan untuk merepatriasi keuntungan, jaminan hukum, penyelesaian sengketa dan pelayanan investasi.
Terkait dengan kesempatan investasi, Lutfi menekankan pentingnya berinvestasi di sektor listrik dan infrastruktur, karena sektor ini akan mendorong tumbuhnya kalangan kelas-kelas menengah baru, yang pada gilirannya akan menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat.
Dijelaskan pula bahwa kesempatan investasi di Indonesia terbagi ke dalam tiga kelompok, yaitu: industri dengan tingkat kompetensi tinggi, industri dengan keunggulan komparatif, dan industri penyerap tenaga kerja.
"Dalam industri dengan tingkat kompetensi tinggi, nilai investasi asing di Indonesia di sektor otomotif di 2009 lebih besar dibandingkan dengan investasi serupa di Malaysia dan Thailand," terang Lutfi dengan senyum khasnya.
Sedangkan dalam industri penyerap tenaga kerja seperti sektor sepatu, Indonesia telah menjadi tujuan investasi perusahaan-perusahaan bermerek dunia, sebagaimana tercermin dengan pemindahan pabrik-pabrik sepatu dari Cina dan Vietnam ke Indonesia.
"Untuk industri dengan keunggulan komparatif, dunia mengakui Indonesia memiliki sektor keuangan kuat dan stabil," demikian Lutfi.
(es/es)