Demikian disampaikan oleh IFC Country Manager Adam Sack dalam jumpa pers di kantor Bank Dunia, Gedung BEI, Jakarta, Kamis (15/10/2009).
"Investasi ini merupakan pembiayaan jangka panjang, pembagian risiko, dan penanaman modal untuk pengembangan sektor swasta," tuturnya.
Adam mengatakan selain untuk penguatan ekonomi Indonesia, nilai investasi tersebut juga bertujuan untuk mengurang emisi gas rumah, IFC berharap Indonesia dapat mengurangi 180 juta ton CO2 yang setaraf dengan gas rumah kaca
Kemudian IFC juga memfasilitasi petani di Lombok melalui pelatihan akan Produk kacang berkualitas, yang hasilnya memenuhi standar dan masuk ke pasar besar.
"IFC bekerja sama dengan GarudaFood untuk memberikan pelatihan kepada petani kacang tanah di Lombok. Untuk sistem resi gudang, IFC bekerja sama dengan BAPEPTI, Departemen Perdagangan," katanya.
Investasi senilai US$ 300-400 juta itu juga akan dialokasikan untuk memberikan penjamin kredit bagi petani kepada bank sehingga dapat meningkatkan pendapatan penduduk.
"Perolehan pinjaman dari bank pada sektor agribisnis dapat dilakukan dengan jaminan komoditi hasil mereka. Tentu ini menjadi salah satu langkah kami dalam pemenuhan pembangunan yang berkelanjutan," ujar Adam.
IFC menargetkan perbaikan taraf hidup kepada 41 juta masyarakat Indonesia akan membaik 5 tahun mendatang. (dnl/qom)