"Saya kira apakah calon dari dalam atau dari luar itu tidak menjadi masalah," ujar Purwono di Gedung Departemen ESDM, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Selasa (24/11/2009).
Menurut Purwono, jika posisi Direktur Utama (Dirut) PLN tersebut diisi pejabat internal PLN maka orang tersebut tentunya akan lebih menguasai masalah penyediaan listrik di tanah air. Sementara jika orang nomor 1 PLN itu diisi oleh orang eksternal PLN, maka diharapkan dapat memberikan angin segar di dalam tubuh PLN.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Purwono menilai, komposisi dalam jajaran direksi PLN memang sebaiknya berkombinasi dari dalam dan luar tubuh PLN. Kombinasi ini akan membantu PLN agar ke depannya menjadi lebih baik.
"Kayak sekarang Pak Rudiantara (Wakil Dirut PLN) dan Pak Dewo (Direktur Keuangan) itukan orang luar, mereka kasih nilai tambah ke PLN. Masuknya orang luar ini supaya pikiran PLN tidak seperti katak di dalam tempurung," ungkap dia.
Purwono menegaskan, siapapun yang menjadi pemimpin BUMN listrik tersebut, yang terpenting orang itu berani mengambil keputusan dalam situasi apapun. Dimana dalam pengambilan keputusan tersebut tetap harus berlandaskan Undang-undang yang berlaku.
"Tetap mengedepankan asas prudence dan juga akuntabilitas, itu harus dipegang. Tapi harus berani mengambil keputusan, jangan digantung akhirnya makan waktu," ungkapnya.
Namun terkait isu pergantian Dirut PLN, Purwono sepenuhnya menyerahkan keputusan tersebut kepada pemegang saham, dalam hal ini Menteri Negara BUMN.
"Banyak menteri terkait untuk yang menentukan direksi diganti atau tidak. Kalau saya tidak bisa tentukan akan diganti atau tidak," pungkasnya.
(epi/qom)