Menurut Direktur Utama Pupuk Kujang Asikin Idat, pabrik tersebut dibangun dalam rangka mendukung program ketahanan pangan nasional jangka panjang.
"Total investasi yang diperlukan untuk pembangunan pabrik mencapai Rp 55 miliar," katanya di sela sambutan peresmian pabrik di Cikampek, Rabu (23/12/2009).
Ia mengatakan, pabrik milik anak usaha PT Pupuk Sriwidjaja itu dibangun dengan pola swakelola oleh perseroan yang melibatkan pemasok peralatan dari China serta didukung sub kontraktor lokal.
Pembangunannya maju dua bulan lebih awal dari jadwal semula dengan total waktu pembangunan 447.853 jam. Ia mengatakan, dalam road map pengembangan industri pupuk nasional tahun 2009 sebesar 1,4 juta ton dan terus meningkat hingga 23,2 juta ton pada 2025.
Hingga saat ini, perseroan memiliki 2 buah pabrik urea masing-masing berkapasitas 570.000 ton per tahun, dua unit pabrik ammonia masing-masing berkapasitas 330.000 ton per tahun dan 1 unit pabrik NPK Blending dengan kapasitas 300.000 ton per tahun.
Tahun 2010 dan 2011 nanti, BUMN pupuk itu akan membangun pabrik NPK Granular dengan kapasitas 2x100.000 ton per tahun.
"Dengan begitu diharapkan di awal tahun 2012, kapasitas produksi pabrik NPK Granular kami bisa menjadi 300.000 ton per tahun," imbuhnya.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Mustafa Abubakar mengatakan, ke depan pihaknya akan mendorong distribusi pupuk melalui rayonisasi daerah. Selain lebih efisien, hal ini dinilai lebih tepat sasaran.
"Perlu adanya rayonisasi distribusi pupuk supaya bisa dekat dengan petani sehingga bisa lebih efisien," katanya.
Ia mengatakan, penggunaan pupuk NPK makin hari makin bertambah seiring dengan berkurangnya penggunaan pupuk urea di kalangan petani. Dengan begitu, pihaknya mendorong BUMN pupuk untuk meningkatkan produksi NPK.
(ang/qom)