"Lebih dari Rp 29 triliun beriklan di televisi, sekitar Rp 16 triliun di koran dan lebih dari 1 triliun di majalah," ungkap Senior Manager Media Nielsen Maika Randini di kantornya, Mayapada Tower, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Selasa (19/1/2010).
Menurutnya, nilai belanja iklan yang tayang baik di media televisi, koran dan majalah meningkat 8% di 2009. Ia mengatakan, hasil survey tersebut dihitung berdasarkan published rate card tanpa iklan baris, diskon dan lain-lain.
"Iklan juga menghabiskan waktu lebih lama di layar televisi, naik 5% dari tahun sebelumnya. Ada lebih dari 21.000 jam total iklan yang tayang di 2009, atau setara dengan 57 jam per hari," ujarnya.
Sementara total durasi program adalah 202.901 jam selama tahun 2009. Itu berarti rata-rata durasi program iklan di 2009 sekitar 555 jam per hari. Artinya, ada 10% iklan dari total program di 2009.
Sementara, jumlah spot iklan di majalah dan tabloid mengalami penurunan masing-masing 3% pada volume iklan yang masuk. Tren peningkatan iklan hampir di semua sektor produksi. Namun belanja iklan didominasi oleh 4 sektor yaitu layanan korporasi, telekomunikasi, toiletries dan minuman.
"Keempat sektor tersebut mampu meraih share dobel digit. Namun kenaikan terbesar adalah section baby and maternity product," ujarnya.
Kategori teratas di 2009 ditempati oleh telekomunikasi sebanyak Rp 3,8 triliun meski angka tersebut turun 11% dibandingkan tahun 2008 sebanyak Rp 4,3 triliun. Disusul oleh pemerintahan dan politik dengan belanja iklan sebanyak Rp 3,6 triliun, atau naik setara signifikan 64% dari tahun 2009 sebesar Rp 2,2 triliun.
"Hal ini terkait dengan kampanye pemilu di awal tahun 2009," katanya.
Tren belanja iklan tiap triwulan selama 4 tahun terakhir selalu menunjukkan penurunan dari triwulan III ke triwulan IV. Meskipun biasa terjadi penurunan di triwulan I, pada tahun 2009 terjadi kenaikan karena adanya pemilu.
(ang/dro)