Djarum Tarik Penawaran Akuisisi Tambang BHP Billiton

Djarum Tarik Penawaran Akuisisi Tambang BHP Billiton

- detikFinance
Selasa, 30 Mar 2010 12:40 WIB
Jakarta - Grup Djarum telah menyatakan mundur dari rencananya untuk mengakuisisi saham tambang Maruwai, Kalimantan Tengah milik perusahaan Australia, BHP Billiton. Rajawali Corporation masih melanjutkan rencananya menawar tambang tersebut.

"Iya, Djarum kelihatannya seperti itu, mundur," ujar Direktur Jenderal Mineral Batubara dan Panas Bumi, Kementerian ESDM, Bambang Setiawan di sela acara The 4th Australian Mining Exhibiton and Conference, di Hotel Shangrila, Jakarta, Selasa (30/3/2010).

Selain Djarum, Bambang tidak mengetahui secara pasti berapa calon investor lain yang telah mengurungkan niatnya untuk membeli saham di tambang tersebut. Menurutnya, proses akusisi bersifat business to business sehingga para calon investor tidak perlu menyampaikan apabila mereka menyatakan mundur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya tidak tahu mereka itu berapa yang keluar. Saya tahu Djarum keluar karena mereka lapor ke kita," ungkapnya.

Rajawali Lanjutkan Penawaran Tambang Maruwai

Sementara Rajawali Corp menyatakan masih melanjutkan minatnya membeli tambang Maruwai milik BHP Biliton setelah sebelumnya dikabarkan mundur. Rajawali akan bersaing dengan 25 perusahaan lain dalam memperebutkan tambang tersebut.

"Kalau BHP available, kita tetap berminat. Bola sekarang ada di tangan BHP, kita tunggu keputusan BHP apakah minat kita gayung bersambut atau tidak," ujar Managing Director Rajawali Corporation Darjoto Setyawan dalam pesan singkatnya.

Perseroan berencana membeli tambang tersebut tanpa menggandeng pihak lain, atau tidak akan membentuk konsorsium. Menurutnya, arus kas Rajawali masih mencukupi untuk melakukan pembelian tanpa bantuan dari pihak lain.

Selain tambang milik BHP, Rajawali juga sedang mengincar lima perusahaan tambang batubara lainnya. Sedangkan satu tambang emas milik PT MSN di Manado sudah dikuasai kepemilikan sahamnya sekitar 30 persen.

BHP Billiton sebelumnya menyatakan akan menghentikan seluruh proyeknya di Indonesia dalam beberapa bulan ke depan. Sebanyak 450 karyawan BHP Billiton di Indonesia pun terancam pemutusan hubungan kerja (PHK).

Sebagai bagian dari peninjauan terus menerus terhadap proyek batubara Maruwai, maka BHP Billiton memutuskan untuk tidak meneruskan proyek tambang Haju di bawah PT Lahai Coal.

Proyek batubara Maruwai terdiri dari tujuh Perjanjian karya Pengusahaan Pertambangan batubara (PKP2B). Dari tujuh PKP2B ini, BHP Biliton sedang membangun Tambang Haju (PT Lahai Coal), dan melakukan kajian kelayakan apda blok Lampunut (PT Maruwai Coal) dalam rangka penyelidikan pengembangan tambang terbuka batubara.

 

 
(epi/dro)

Hide Ads