Demikian dikatakan oleh Ketua Umum Kopti Jakarta Pusat Slamet Hanafi dalam pertemuannya dengan Menteri Pertanian dan Makanan (Agriculture and Food) Australia Barat, di Hotel Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Jumat (9/4/2010).
"Jika dibandingkan dengan kedelai asal Amerika Serikat, lupin yang juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan tempe dan tahu jauh lebih murah. Ditambah, pasokan lupin ke Indonesia dapat menambah produksi tempe dan tahu domestik," kata Slamet.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selain itu produksi domestik jika menggunakan lupin akan meningkat sedikit dibandingkan dengan menggunakan bahan baku kedelai. Jika 100 kilo kedelai dapat menghasilkan 150 tempe maka 100 kilo lupin dapat menghasilkan 160 tempe," papar Slamet.
Namun ada juga kelemahannya, Slamet mengatakan proses pembuatan tempe dan tahu menggunakan lupin bisa jauh lebih lama dibandingkan kedelai. "Jika proses untuk merebus kedelai dibutuhkan waktu 1 jam, maka kalau menggunakan lupin bisa mencapai 2-4 jam untuk merebusnya," tuturnya.
Selain itu, lanjut Slamet, jika menggunakan bahan baku lupin 100% dalam pembuatan tempe maka hasilnya tempe akan menjadi lebih keras dibandingkan dengan kedelai.
"Maka dari itu, kita akan memadukan lupin dan kedelai dalam pembuatan tempe. Kemarin kita telah mencoba hal tersebut dengan 75% lupin dan 25% kedelai sebagai bahan baku untuk membuat tempe," tuturnya.
Hasilnya menurut Slamet cukup memuaskan. Rasa dan struktur tempe hampir sama 100% dengan menggunakan kedelai seluruhnya. "Jadi kita dapat memperoleh rasa yang sama dengan tempe asli dengan bahan baku kedelai," jelasnya.
Lebih lanjut Slamet mengatakan, impor lupin dari Australia Barat akan menjadi bahan baku pengganti jika nanti impor kedelai dari AS terhenti akibat harga yang mahal ataupun pasokan Amerika sendiri berkurang.
Australia barat merencanakan akan memenuhi 70% dari kebutuhan impor domestik sebesar 1,2 juta ton. Lupin merupakan grain legume yang sebenarnya telah digunakan cukup lama sebagai pangan.
Namun, manfaat dan nilai gizi dari lupin baru diketahui beberapa dekade belakangan ini. Pengembangan dari lupin tersebut meliputi pasta, roti, mie, tahu, tempe, dan biskuit.
(dru/dnl)