"Untuk dapat mencapai dan mempertahankan dana yang dibutuhkan untuk melawan penyakit paling mematikan ini kita harus memanfaatkan instrumen-instrumen pembiayaan yang inovatif seperti Debt2Health," kata Head of Innovative Financing of the Global Fund Robert Filipp di Hotel Borobudur, Lapangan Banteng, Jakarta, Kamis (15/7/2010).
Separuh dari dana tersebut akan masuk dalam program memerangi tuberkulosis, dengan sistem-sistem yang ditentukan oleh Global Fund to Fight AIDS, Tuberkulosis, and Malaria. Isu-isu kesehatan di Indonesia telah berkembang dengan sangat cepat dalam beberapa tahun ini, sehingga pemerintah dan sektor swasta berusaha mencari solusi dan inovasi untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk mengatasi kebutuhan sumber dana yang semakin besar, Global Fund to Fight AIDS, Tuberkulosis, dan Malaria telah memperkenalkan suatu metode pembiayaan yang disebut Debt2Health, sebagai alternatif tambahan bagi cara-cara tradisional dalam menggalang dana.
Debt2Health menyalurkan sumber daya domestik Indonesia dari pembayaran hutang kepada Australia menjadi investasi dalam program kesehatan masyarakat di Indonesia dengan menggunakan sistem distribusi Global Fund.
Di bulan Februari 2010, pemerintah Indonesia, Australia, dan Global Fund telah mencapai kesepakatan pertukaran ini dan memfinalisasi kerja sama tiga pihak ini dengan menandatangani perjanjian kerjasama hari ini.
Penandatanganan ini dilakukan antara Head of Innovative Financing of the Global Fund Robert Filipp dan Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Rahmat Waluyanto dan Minister Counselor and Senior Representative dari AusAID Jacqui De Lacy.
Rahmat menyambut baik program Debt2Health tersebut sehingga utang tersebut dapat dialihkan anggaran pembayarannya ke program-program kesehatan masyarakat.
"Inisiatif Debt2Health yang telah kita dukung sejak awal memungkinkan kita untuk mengalihkan anggaran pembayaran utang ke program-program kesehatan masyarakat," kata Rahmat.
Sejak dibentuk tahun 2002, Global Fund telah menjadi lembaga pembiayaan dalam pemberantasan AIDS, Tuberkulosis, dan Malaria dengan anggaran sebesar US$ 19,3 juta untuk lebih dari 600 program di 145 negara.
(ang/dnl)