"Namanya kita belum dapat masukan namanya apa. Tunggu wangsit mungkin. Apa posco atau Krakatau Steel," ujar Vice President Corporate Communication Krakatau Steel Wawan Hernawan dalam bincang dengan wartawan di FX Mall, Jakarta, Jumat (13/8/2010) malam.
Wawan menyatakan pada 4 Agustus lalu, pihaknya dengan Posco telah menandatangani perjanjian join venture dengan total investasi sebesar US$ 6 miliar yang terbagi 2 tahap, masing-masing tahap investasi sebesar US$ 3 miliar dengan kapasitas produksi 3 juta ton per tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wawan menyatakan, tidak ada kendala dalam pembangunan proyek tersebut sehingga diharapkan akhir tahun 2013 atau awal 2014, produksinya sudah bisa berjalan. Hanya saja, Wawan akui ada kendala pembebasan lahan. Namun, hal itu tidak akan mengganggu jalannya produksi untuk tahap pertama.
"Penandatanganan kemarin kan dihadiri walikota. Jadi secara politis tidak ada masalah. Kita yakin kesulitan apapun, solusi itu selalu ada. Proyek kan ada 2 tahap dengan kapasitasi 3 juta ton. Untuk tahap 1 bisa tidak melalui tanah Kubang Sari. Total tanah 400 hektare, Kubang Sari itu hanya 60 hektare. Mudah-mudahan, dalam 3 tahun ke depan, sudah bisa selesai," harapnya.
Wawan menyatakan dengan adanya kerjasama tersebut, KS dapat mengurangi sekitar 70-80% kebutuhan impor.
"Sekarang ini kapasitas Krakatau Steel 2,5 juta ton. Kalau pabrik ini jalan maka total kapasitas KS dengan joint venture ini 2,5 tambah 3 jadi 5,5 juta ton. Diharapkan yang tadinya ada 4 juta ton yang kita impor bisa dikurangi paling gak 70-80%," jelasnya.
Untuk penambahan saham, Wawan menyatakan belum ada penambahan hingga proyek tahap 1 selesai.
"KS dan Posco sebagaimana kemarin 30% untuk KS dan 70% untuk Posco. KS diberi kesempatan kenaikan saham 45% setelah proyek tahap 1 ini selesai. Kapannya? Sampai proyek 3 juta ton selesai," pungkasnya.
(nia/ang)