Demikian disampaikan Ketua Panja Hulu dan Hilir Listrik Komisi VII DPR Effendi Simbolon kepada detikFinance, di sela sidak Panja Hulu Listrik ke pembangkit listrik tenaga gas uap (PLTGU) Muara Tawar, Bekasi, Jawa Barat, Senin (11/10/2010).
"Berkurangnya pasokan gas ke PLTGU Muara Tawar telah menyebabkan PLN harus mengkompensasi dengan solar, sehingga terjadi pemborosan di anggaran dan efeknya ke tambahan subsidi," tutur Effendi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada hari ini saja dari sidak diungkap PGN hanya memasok gas sebanyak 200 mmscfd ke PLTGU Muara Tawar padahal kontraknya 300 mmscfd. Lalu dari Pertamina memasok 30 mmscfd, tapi realisasinya 24 mmscfd," tutur Effendi.
Jadi sisa kekurangan tersebut harus diganti dengan solar yang harganya lebih mahal dari gas. Jika dengan gas, biaya penyediaan listrik hanya Rp 400 per kwh, sementara dengan solar bisa mencapai Rp 1.300 per kwh.
"Kami selalu dicekoki kenaikan TDL (Tarif Dasar Listrik) dan subsidi listrik yang besar, padahal sebenarnya muaranya kurangnya pasokan gas sehingga kegiatan operasi tidak efisien," tukas Effendi.
(dnl/qom)