Demikian hal itu diungkapkan oleh Direktur Utama Indofood Franciscus Welirang ketika ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (14/10/2010).
"Kami tidak pernah melarang orang untuk makan (Indomie), tapi tidak baik secara terus-menerus makan mi instan. Keseimbangan gizi itu kan dibutuhkan dalam makanan," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, bahan pengawet tersebut tidaklah berbahaya untuk dikonsumsi dan sudah sesuai dengan standar internasional. Mengenai standar Taiwan yang berbeda, menurutnya itu hanya sebagai trade barrier sebuah negara.
"Kita semua tahu sangat normatif di negara tertentu menggunakan pra syarat dalam perdagangan dan syaratnya itu bermacam-macam. Itu dilihat sebagai trade barrier
saja," jelasnya.
Indofood, kata Franciscus, sebagai perusahaan pembuat makanan sudah melaksanakan aturan-aturan tersebut. Juga aturan-aturan yang berlaku di Indonesia dan dunia
internasional.
"Perbedaan syarat bahan pengawet ini hanya salah satu syarat di Taiwan, sebagai pelaku usaha kita sudah melakukan kepatuhan terhadap aturan," ujarnya.
Seperti diketahui, media-media di Taiwan sempat mengabarkan penarikan Indomie dari sejumlah supermarket. Indomie ditarik karena mengandung Methyl P-Hydroxybenzoate yang dilarang di Taiwan. Tidak hanya di Taiwan, dua jaringan supermarket terbesar di Hong Kong juga menyetop penjualan produk Indofood itu. Pemerintah Hong Kong pun akan melakukan tes uji produk Indomie.
Namun, berdasarkan rilis resmi Indofood CBP Sukses Makmur, selaku produsen Indomie menegaskan, produk mie instan yang diekspor ke Taiwan sudah memenuhi peraturan dari Departemen Kesehatan Biro Keamanan Makanan Taiwan. BPOM juga telah menyatakan Indomie tidak berbahaya. BPOM juga telah menyatakan Indomie produksi Indofood aman.
(ang/dnl)