Demikian disampaikan oleh Ketua Umum Himpunan Wiraswasta Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Migas Eri Purnomohadi kepada detikFinance, Kamis (25/11/2010).
"Memang Jawa-Bali ini paling banyak konsumsinya, dan dari jumlah itu sebanyak 65%-nya dikonsumsi di Jabodetabek," jelasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jadi pembatasan konsumsi BBM subsidi yang akan dilakukan pemerintah di 2011 harus difokuskan ke Jawa-Bali dengan konsumsi terbanyak.
Selain itu Eri juga mengatakan, Hiswana sebagai pengelola SPBU Pertamina mengaku siap bersaing dengan SPBU asing dengan adanya kebijakan
pembatasan BBM bersubsidi.
"Memang kebijakan ini tidak bisa diabaikan begitu saja, apalagi saat ini ada Shell, Petronas, dan Total. Tapi kami 4.700 SPBU sudah siap, karena ada program pasti pas," kata Eri.
Seperti diketahui, pemerintah menyiapkan 2 opsi untuk mekanisme pengaturan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi pada tahun depan. Opsinya antara larangan menggunakan BBM bersubsidi untuk semua mobil plat hitam atau mobil di atas tahun 2005.
Hal itu dilakukan seiring terus meningkatnya konsumsi BBM akibat meningkatnya pertumbuhan kendaraan. Akibatnya, konsumsi BBM pada tahun 2010 ini saja sudah melebihi jatah APBN.
Untuk tahun ini saja, konsumsi BBM diprediksi melonjak menjadi 38 juta kiloliter, di atas jatah APBN 2010 sebanyak 36,5 juta kiloliter. Tanpa pembatasan BBM bersubsidi pada tahun 2011, Menko Perekonomian Hatta Rajasa memperkirakan konsumsi akan meningkat lagi sebanyak 10%.
(dnl/qom)