Perang Mata Uang dan Harga Minyak Jadi 'Musuh' Ekonomi RI

Perang Mata Uang dan Harga Minyak Jadi 'Musuh' Ekonomi RI

- detikFinance
Jumat, 20 Mei 2011 13:28 WIB
Jakarta - Perekonomian Indonesia masih akan menghadapi berbagai tantangan tahun depan. Dari mulai perang mata uang sampai lonjakan harga minyak akan diwaspadai oleh pemerintah.

Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan, meskipun kinerja ekonomi Indonesia di 2012 sangat prospektif, namun sejumlah tantangan baik dari sisi global maupun domestik tetap menghadang.

"Dari sisi global, beberapa tantangan di 2012 di antaranya laju pemulihan ekonomi global yang belum merata. Masih berlanjutnya krisis Eropa, perang mata uang global, dan potensi peningkatan harga minyak mentah dunia akan berimbas pada peningkatan inflasi," jelas Agus.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian dari sisi domestik, tantangan terbesat di 2012 adalah perlunya dilakukan perbaikan mendasar terhadap iklim investasi untuk meningkatkan kinerja investasi langsung guna mendukung peningkatan kinerja sektor riil dan pembukaan akses lapangan kerja baru.

Untuk mengelola tantangan tersebut, pemerintah akan terus berupaya memperkuat fundamental ekonoi melalui kebijakan-kebijakan yang mendukung penciptaan ekspansi ekonomi tinggi. Selain itu pemerintah akan memperbaiki kebijakannya di sektor regulasi, prosedur bisnis, hukum perpajakan, pengadaan tanah, kinerja birokrasi, dan kondisi infrastruktur.

Dengan banyaknya tantangan yang dihadapi perekonomian Indonesia di 2012, pemerintah pun menetapkan asumsi makro ekonomi APBN 2012 sebagai berikut:


  • Pertumbuhan ekonomi sebesar 6,5-6,9%
  • Inflasi sebesar 3,5-5,5%
  • Suku bunga SPN 3 bulan sebesar 5,5-7,5%
  • Nilai tukar rupiah rata-rata sebesar Rp 9.000-9.300/US$
  • Harga minyak mentah Indonesia (ICP) US$ 75-95 per barel
  • Lifting (produksi) minyak rata-rata 950 ribu-970 ribu barel per hari
(dnl/hen)

Hide Ads