2004, PLN Jabar-Banten Target Tekan Susut Listrik 7-8%

2004, PLN Jabar-Banten Target Tekan Susut Listrik 7-8%

- detikFinance
Jumat, 18 Jun 2004 19:23 WIB
Bandung - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Distribusi Jawa Barat dan Banten (DJBB) mengaku sedang gencar-gencarnya melakukan penertiban penyalahgunaan listrik pelanggan. Hal itu dilakukan untuk menekan nilai susut listrik menjadi 7-8 persen untuk 2004.Hal itu diungkapkan Humas Eksternal PT PLN DJBB, Wisnu Yulianto, di Bandung, Jumat (18/6/2004). Ia menjelaskan, susut merupakan selisih antara listrik yang diproduksi dengan yang tercatat di rekening. "Tidak mungkin menekan susut menjadi nol," katanya. Angka 7-8 persen merupakan susut yang normal dengan melihat kondisi jaringanlistrik di Jawa Barat. Sisanya yang merupakan faktor non-teknis disebabkan oleh pencurian listrik dan administrasi seperti kesalahan pencatatan petugas PLN di lapangan. Pada tahun 2003, susut yang dialami PLN DJBB mencapai 11-12 persen. Untuk susut yang disebabkan faktor non-teknis pada tahun tersebut tercatat sebesar 2-3 persen. "Dengan menekan susut 1 persen saja bisa berarti banyak," tambah Wisnu.Dengan rata-rata pendapatan hingga Rp 12-13 triliun per hari, PLN DJBB menyumbangkan 25 persen penghasilan PLN nasional. Kendati demikian, Wisnu mengaku, PLN DJBB tidak bisa mencetak laba. Pasalnya, setiap penjualan listrik pihaknya menanggung rugi hingga Rp 100."Harga pokok produksi listrik Rp 700, sementara harga jualnya Rp 500-600. Dengan menekan susut paling tidak bisa dicapai Break Even Point," kata Wisnu.Kendati tidak bisa menyebutkan persisnya kerugian PLN DJBB yang disebabkan oleh pencurian listrik, Wisnu mengakui, pelanggaran penyalahgunaan listrik terbesar dilakukan oleh industri. "Secara kuantitas jumlahnya terbanyak dilakukan oleh pelanggan rumah tangga. Tapi kalau melihat besarnya Kwh yang dicuri biasanya dilakukan oleh industri," tuturnya. Dari 6 juta pelanggan PLN DJBB, sekitar 94,9 persen merupakan pelanggan rumah tangga. Sisanya merupakan pelanggan industri. Sekitar 400 industri tercatat sebagai pelanggan PLN, seluruhnya terkonsentrasi di 4 kota yakni Bandung, Bekasi, Bogor dan Banten. "Sekitar 70 persen pendapatan PLN di Jawa Barat diperoleh dari industri," ungkap dia. Pasokan Jawa Bali AmanMenjelang musim kemarau, pasokan listrik untuk Jawa dan Bali dinyatakan aman. Alasannya, masih tersedia cadangan listrik sekitar 750 megawatt. "Pasokan listrik untuk Jawa Bali masih cukup asalkan tidak ada pembangkit besar yang jatuh," kata Deputi Manager Humas PLN DJBB, Hendro Yuliman, Jumat(18/6/2004). Beban puncak yang tercatat hingga Jumat mencapai 13.750 megawatt. Sementara produksi listrik dari seluruh pembangkit listrik di Jawa dan Bali mencapai 14.500 megawatt. Hendro menyangkal, menghadapi musim kemarau Jawa dan Bali akan menghadapikrisis listrik. Variasi musim seperti kemarau menurutnya hanya akan mempengaruhi produksi listrik dari PLTA, yang kontribusinya tidak terlalu signifikan mempengaruhi pasokan listrik Jawa-Bali. "Yang kita khawatirkan kalau ada pembangkit listrik yang jatuh," kata Hendro.Pasalnya, kendati produksi listriknya bervariasi, tetapi ada satu pembangkit yang bisa menghasilkan 300-400 megawatt. Kalau pembangkit tersebut rusak, maka cadangan yang ada tidak akan mencukupi kebutuhan listrik Jawa-Bali. (ani/)

Hide Ads