Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I) Thomas Darmawan kepada detikFinance, Senin (20/6/2011).
"Ada masalah di negeri ini, termasuk yang di Lampung menyebabkan suplai udang tak karuan. Padahal negara lain seperti Thailand tahun 2010 naik US$ 6,5 miliar, US$ 4 miliar Vietnam, tetapi Indonesia cuma US$ 2,87 miliar," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Masalahnya harus koordinasi misalnya soal sektor perbankan, BBM, listrik. Kalau bicara potensi pasar luar biasa, China saja pesan 1 juta ton. Perusahaan Cargil pesan ikan kakap, bawal 100 kontainer per bulan, supplier kita hanya bisa 1 kontainer saja," katanya.
Thomas menambahkan, kebutuhan pasar ikan dan udang dalam negeri sebanyak 80% dipenuhi dari dalam negeri. Selebihnya Indonesia masih harus impor dari luar negeri termasuk untuk industri olahan ikan.
Masalah suplai dan kebutuhan pasar, misalnya undang saat ini menjadi masalah besar di Tanah Air. Produksi udang terus menurun namun permintaan tinggi sementara impor udang masih dilarang.
"Sekarang impor masih dilarang, bagaimana budidaya ditingkatkan, jangan sampai kehilangan pasar," katanya
Khusus mengenai target ekspor udang, Kementerian Kelautan dan Perikanan menargetkan nilai ekspor udang tahun 2011 bisa mencapai US$ 1,315 miliar, naik 27,92% dibandingkan tahun 2010 yang sebanyak US$ 1,028 miliar.
(hen/ang)