Demikian disampaikan Deputi Bidang Usaha Industri Primer Kementerian BUMN Megananda Daryo pada rapat dengar pendapat dengan anggota Komisi VI DPR RI, Jakarta, Selasa (21/6/2011).
"Kebijakan penyehatan PTPN I oleh PTPN III dan PTPN IV pada prinsipnya merupakan saran dan himbauan dari Kementerian BUMN. Meningat langkah-langkah penyehatan dari Kementerian BUMN memiliki keterbatasa maka PTPN III dan PTPN IV melihat penyehatan PTPN I merupakan peluang bisnis yang saling menguntungkan. Jadi ini bisa ditempun dan dilaksanakan," kata Mega.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dalam rangka penyehatan perusahaan, PTPN III dengan PTPN I melakukan pola kerjasama operasi khususnya untuk kebun-kebun PTPN I di wilayah Aceh Timur. Sedangkan PTPN IV dengan PTPN I melakukan pola pembentukan anak perusahaan PT Agro Sinergi Nusantara dimana nantinya anak usaha tersebut melakukan rehabilitasi dan pengelolaan kebun-kebun PTPN I di wilayah Aceh Barat dan Selatan," jelasnya.
Selain itu, lanjutnya, pihaknya sedang mengusulkan agar hutang PTPN I kepada pemerintah sebesar Rp 25 miliar dapat dijadikan sebagai penambahan Penyertaan Modal Negara pada PTPN I. Hematnya, PTPN I akan lebih cepat membaik kinerjanya bila memperoleh bantuan dana segar yang diharapkan akan dapat dilakukan melalui Holding BUMN perkebunan nantinya.
Dijelaskan lebih lanjut, pola kerjasama antara PTPN I - PTPN III - PTPN IV adalah sebagai berikut:
PTPN I - PTPN III
- Pengelolaan Kebun karang Inong dan Kebun Julok Rayeuk Selatan dengan masing-masing seluas 4.663 Ha dan 4.475 Ha dengan total luas 9.103 Ha dengan komodiri karet dan kelapa sawit.
- Nilai investasi berupa replanting dan konversi tanaman pada kedua kebun termausk sarana dan prasarana sebesar Rp 372,59 miliar.
- Bentuk kerja sama adalah kerjasama operasional (KSO) dan sumber pendanaan 100% berasal dari PTPN III dengan sisetem bagi hasil setelah mencapai break event point.
- Personil pimpinan berasal dari PTPN III dan PTPN I serta tenaga pelaksana dari PTPN I.
PTPN I - PTPN IV
- Membangun dan mengelola kebun kelapa sawit wilayah Aceh Barat Selatan seluas 18.178 Ha serta membangun 2 unit PKS dengan total kapasitas 75 ton TBS/jam.
- Nilai investasi sebesar Rp 1,06 triliun dengan sumber pendanaan 30% dari dana sendiri dan sisanya 70% dari kredit investasi perbankan.
- Bentuk kerjasama dengan mendirikan perusahaan patunan yang diberi nama PT Agro Sinergi Nusantara
- PTPN I menempatkan saham 49,39% melalui inbreng berupa kebun.
(wep/ang)