Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengatakan akan melakukan efisiensi terhadap arus distribusi buah lokal sehingga biaya transportasi tak mahal dan harga buah lokal bisa bersaing di pasar ekspor.
"Kalau skalanya kecil, tempatnya jauh maka biaya transportasinya karena dia harus ditransportasi ke pelabuhan utama apakah itu Surabaya atau Jakarta, dari Kalimantan. Jadi walaupun buahnya bisa bersaing tapi kalau biaya transportasinya mengalmi biaya yang tinggi sehingga biayanya tidak bersaing," ujar Mari saat ditemui di kantornya, Jalan MI Ridwan Rais, Jakarta, Senin (26/9/2011).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita mencoba dengan beberapa buah-buahan seperti mangga misalnya untuk masuk ke Singapura. Kalau tidak salah akan ada ekspor perdana dari Makassar dalam beberapa minggu ini, kalau saya tidak salah ini Garuda sudah ada penerbangan langsung Makassar-Singapura, Solo kan juga ada," katanya.
"Jadi ada penerbangan langsung untuk barang-barang yang perishable, seperti buah-buahan, ataupun seafood. Kalau tidak ada transportasi langsung itu seringkali tidak masuk. ini sudah ada beberapa langkah, minimal kita targetkan Singapura dulu," jelasnya.
Namun, Mari menegaskan kualitas barang ekspor tersebut harus dijaga. Selain itu, pihak eksportir juga harus menjaga konsistensi pengiriman barang tersebut.
"Ini terkait dengan standard yang harus dijaga dan reliability of supply, jangan nanti dia sekali ngirim tapi berikutnya dia tidak bisa mengirim lagi. Jadi menjaga konsistensi dari supply adalah tuntutan pembeli," tegasnya.
Ke depan, tambah Mari, guna memudahkan distribusi buah lokal perlu adanya pasar induk buah ataupun hasil pertanian di daerah penghasil. Dari pasar induk ini akan ditentukan buah yang didistribusikan ke dalam negeri maupun ke luar negeri.
"Jadi nanti ada jalur yang untuk ekspor ada jalur untuk kebutuhan dalam negeri. kita harus kembangkan seperti itu. Jadi nanti ada petani, ada juga pengumpul di antara petani seperti koperasi yang dia mengumpulkan beberapa puluh petani," pungkasnya.
(nia/dnl)