Krisis global yang terjadi diprediksikan pengamat akan menggerus pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2012 pada angka 6,3 persen.
Wakil Menteri Keuangan Any Ratnawati menegaskan pemerintah tidak akan tinggal diam dengan membiarkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tergerus dan akan tetap menjaga pada angka 6,7 persen sesuai di asumsi makro APBN 2012.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pemerintah menjaga proyeksi yang disampaikan analis tidak terjadi, karena sudah termasuk APBN 2012. Menyiapkan kebijakan berlapis lapis, misalnya dari sisi belanja modal, dan mempercepat belanja modal kita di 2012," imbuhnya.
Menurutnya, pengalaman Indonesia saat menghadapi krisis di 1998 dan 2008 menjadi titik tolak penting. Ia mengatakan, Indonesia selalu siap mengantisipasi terjadinya dampak maupun krisis yang dapat terjadi sewaktu-waktu.
"Pengalaman kita pada 1998 dan 2008 sangat berharga. Dan pada 2009 saja waktu krisis terjadi di mana setelah APBN 2009 ditetapkan tetap sesuai target. Sekarang kita sudah tahu jauh jauh hari, pengamanan berlapis sudah kita lakukan. Sekarang tinggal monitoring, kalau ada pergerakan di luar kelaziman," tutup Any.
"Pertumbuhan ekonomi bisa terus mencapai target. Asal tidak ada bencana banjir saja seperti Thailand," kata Any seraya bercanda.
Seperti diketahui, pemerintah memang mematok angka 6,7% di APBN 2011 untuk pertumbuhan ekonomi.
Pada bagian lain, Any menjelaskan krisis global yang masih terus terjadi sekarang ini diyakini akan memberikan dampak kepada penurunan ekspor Indonesia. Walaupun demikian pemerintah tetap optimis akan dapat menjaga produksi ekspor karena masih banyaknya faktor lain yang akan menjaga produksi ekspor.
"Nett ekspor mungkin akan terjadi koreksi, karena harga turun, demand berkurang. Mungkin akan terasa tahun depan," tutur Any.
Walaupun demikian Any tetap optimistis akan dapat terus menjaga produksi ekspor yang salah satunya akan dilakukan dengan meningkatkan belanja modal pemerintah.
"Kemungkinan akan ada, kalau nett ekspor turun kita akan masih ada. Belanja modal pemerintah yang akan terus ditingkatkan kemudian investasi lewat FDI (foreign direct investment) di mana diarahkan ke MP3EI serta meningkatkan konsumsi masyarakat," jelasnya.
(dru/dnl)











































