"Kenaikan impor bea masuk untuk pakan ternak akan mengakibatkan harga pakan ternak naik, dan ujung-ujungnya harga ayam dan unggas-unggasan akan naik, ya namanya harga naik, orang makin mengurangi porsi makan ayamnya," kata Ketua Umum Asosiasi Produsen Pakan Indonesia (GPMT) Sudirman, kepada detikFinance, Minggu (1/1/2012).
Menurut Sudirman, banyak bahan baku pakan ternak yang mengalami kenaikan akibat PMK tersebut. Walaupun beberapa bahan baku lainnya yang naik dapat dimengerti oleh produsen pakan ternak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dicontohkan Sudirman, seperti DDJS, merupakan produk fermentasi dari jagung menjadi ethanol. Di Indonesia tidak ada petani atau pengusaha membuat DDJS, padahal DDJS tersebut sangat membantu peternak untuk menekan biaya pakan ternak.
"Apalagi kebutuhan produk tersebut sangat tinggi, tiap tahunnya terus meningkat. pada 2010 saja impor DDJS mencapai 200.000 ton, sementara pada 2011 meningkat menjadi 300.000 ton, dan 2012 sudah pasti kebutuhannya akan meningkat lagi," ungkapnya.
Diperkirakan harga pakan ternak akan naik hingga 10% dengan penerapan PMK tersebut, memang seperti tidak ada hubungannya antara pakan ternak sama makan ayam, tetapi kalau pakan ternaknya naik pastinya harga unggas akan mahal, ujung-ujungnya sepotong ayam goreng harganya juga akan naik.
"Memang kenaikannya tidak akan terjadi cepat, untuk beberapa bulan kenaikan harga bahan baku akan ditanggung pabrik, namun setelah tiga-empat bulan ya peternak yang akan menanggungnya," ujarnya.
Ini jelas nantinya akan mempengaruhi pasar unggas pada 2012, apalagi Kementerian Keuangan setiap mengeluarkan PMK tidak pernah dilakukan sosialisasi.
(hen/hen)