"Penggunaan anggaran kita sudah tepat," ujar Suswono di sela-sela rapat kerja nasional pembangunan pertanian 2012 di Kementerian Pertanian, Jl Ragunan, Jakarta Selatan, Rabu (11/1/2011).
Suswono menjelaskan bahwa hasil pembangunan di bidang pertanian tidak bisa dirasakan. Ia mencontohkan mencetak sawah yang membutuhkan biaya miliaran rupiah, tentunya tidak bisa langsung dirasakan hasilnya dalam satu atau dua tahun. Selain itu, program untuk memperbaiki kualitas tanah juga baru bisa dirasakan manfaatnya setelah bertahun-tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti diketahui, Anggaran pertanian meningkat sangat pesat. Tahun 2009, anggaran pertanian sebesar Rp 8,2 triliun. Sementara itu, di tahun 2012 meningkat menjadi Rp 17,8 triliun. Itu belum termasuk subsidi pupuk sebesar Rp 1,6 triliun. Wapres Boediono pun mempertanyakan apakah anggaran tersebut sudah dikelola dengan baik.
"Jadi dari segi anggaran harusnya tidak ada keluhan untuk membalik tren tadi," kritik Boediono.
Sepanjang tahun 2011 tercatat produksi beberapa komoditas pertanian mengalami penurunan. Penurunan terjadi mulai dari komoditas beras, jagung, kedelai dan lain-lain.
Misalnya produksi padi 2011 sekitar 65,39 juta ton gabah kering giling, lebih rendah 1,63 % dibanding produksi tahun 2010. Untuk jagung sebesar 17,2 juta ton pipilan kering atau 5,99% lebih rendah dibanding tahun 2010. Dan kedelai sebesar 870 ribu ton biji kering atau 4,08 % lebih rendah dibanding 2010.
(rdf/hen)