Demikian disampaikan Deputy Director General Railway Biro The Ministry of Land, Infrastructur, Transport and Tourism of Japan (MLIT) , Hirosi Tabata di Hotel Pullman, Jakarta, Senin (19/3/2012).
"Swasta dan pemerintah Jepang minat, baik aspek teknis maupun finansial. Dalam pengembangan Shinkansen (kereta cepat) kami punya pengalaman 47 tahun. Untuk industri kereta api 145 tahun," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita akan lihat studinya dulu. Mana yang mau dikerjakan pemerintah atau swasta. Dan harus disetujui dulu, akan ada musyawarah nanti," tambahnya.
Seperti dikabarkan sebelumnya, kereta cepat Jakarta-Bandung tengah digagas pemerintah. Melalui skema kerja sama public private partnership (PPP), pembangunan proyek ini menghabiskan dana Rp 56,108 triliun atau setara US$ 5,95 miliar.
Perkiraan biaya ini didapat dari hasil studi kelayakan awal yang dilakukan MLIT bersama Japan Railway Techbical Service (JARTS) dan Yachiyo Engineering Co. Ltd). Kereta ini bahkan menjanjikan waktu tempo 45 menit-50 menit karena memiliki kecepatan 210 km per jam.
(wep/ang)