Kepala Bagian Hukum dan Humas Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Ishaful Hayat mengatakan memang sudah ada beberapa maskapai yang sangat berminat dengan pesawat 98 penumpang tersebut. Namun ia tak bisa memastikan apakah pasca insiden kemarin, pihak maskapai tetap mempertimbangan melanjutkan pemesanan Sukhoi Superjet 100.
"Jadi kalau bicara stadar kelayakan terbang untuk standar Indonesia belum dicek, karena itukan (terbang) baru dalam rangka penawaran, sudah MoU, jadi baru berminat membeli, dengan kondisi sekarang nggak tahu, apakah maskapai yang berminat melanjutkan atau tidak, pemesanannya," katanya kepada detikFinance, Kamis (10/5/2012)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita hanya mengingatkan beberapa hal kepada maskapai soal kelayakan terbangnya, juga pertimbangan apakah beberapa negara sudah pakai. Kalau dalam ekonomisnya, kalau pakai pesawat yang sudah banyak beroperasi di Indonesia tentu masalah SDM, lebih mudah untuk merawatnya karena jenis pesawat memang sudah banyak beroperasi di Indonesia. Secara perusahaan kami menyarankan, semacam pertimbangan saja," katanya.
Seperti diketahui, pesawat Sukhoi Superjet 100 yang hilang di kawasan Gunung Salak, Bogor, Rabu (9/05/2012) diduga jatuh di kawasan Kawah Ratu, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor. Hal itu berdasarkan titik koordinat terakhir pukul 14.33 sebelum akhirnya pesawat lost kontak dengan ATC Bandara Halim Perdakusuma.
Kepala SAR Jakarta Ketut Parwa menjelaskan, meskipun titik koordinat terakhir pesawat sudah diketahui, namun pihaknya belum bisa memastikan apakah pesawat berpenumpang 40 orang itu jatuh di posisi tersebut.
(hen/ang)