"Jadi sebetulnya kita apresiasi juga Pak Harto yang mem-push adanya pasar inpres yang akhirnya menjadi pasar utama di kabupaten kota," ujar Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Gunaryo dalam diskusi dengan Kadin Indonesia di kantornya, Jalan Ridwan Rais, Jakarta, Selasa (22/5/2012).
Gunaryo menyebutkan total pasar tradisional yang tersurvei Kemendag sebanyak 9.559 pasar. Jumlah tersebut, memang berbeda dengan data Asosiasi Pasar Seluruh Indonesia (APSI) yang menyatakan ada 13 ribu pasar tradisional.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari 9.559 pasar tersebut, lanjut Gunaryo, sekitar 95% berumur 25 tahun, 1% berumur 10-20 tahun, dan 3% di bawah 10 tahun. Kondisi pasar tradisional juga banyak yang tidak memadai.
"Fisik pasar yang berumur di atas 10 tahun tidak memadai, sudah rusak. Belum optimal tata kelola pasar," ujarnya.
Gunaryo menambahkan masih ada pasar yang belum memiliki pembukuan keuangan yang baik, termasuk pemeliharaan pasar yang minim. Kondisi ini diperparah dengan gang pasar sempit dan sesak karena dipenuhi dagangan, serta jalan di depan pasar macet dan dipenuhi pedagang pasar.
"Hanya 10% pasar yang memilik pembukuan, selebihnya urusan kebersihan ada, keamanan ada, retribusi ditarik dinas pendapatan daerah, tapi yang memelihara nggak ada," pungkasnya.
(nia/hen)