Koordinator Fungsi Penerangan dan Pendidikan KBRI Moskow M. Aji Surya mengatakan tidak adanya penerbangan langsung tersebut membuat Indonesia banyak ruginua.
"Sekarang kalau lewat pesawat sewaaan, biayanya di high season bisa mencapai US$ 10 ribu, kalau ada penerbangan reguler, itu bisa cuma US$ 800," ujar Aji kepada detikFinance di President Hotel, Moskow, Senin (25/6/2012).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Rata-rata jumlah turis Rusia yang berkunjung ke Indonesia ada 100 ribu orang per tahun, semantara yang ke Thailand bisa mencapai 300 ribu, ke Mesir bisa jutaan karena penerbangan langsung dan singkat waktunya," kata Aji.
Saat ini wisatawan Rusia mencapai Indonesia dengan menggunakan penerbangan reguler harus melalui Singapura, Doha, Dubai, Abu Dhabi, Frankfurt, atau Amesterdam. Waktu tempuh perjalanan pun cukup panjang, bisa sampai 16 jam.
"Penerbangan melalui Qatar dan Dubai perlu 16 jam sampai 17 jam, kalau hanya di Singapura hanya 14 jam, kalau ada direct flight bisa dipangkas menjadi 10,5 jam. Penerbangan langsung akan mematahkan stigma bahwa Indonesia itu Jauh, dan Indonesia itu bukan hanya Bali," tutur Aji.
Kabarnya Garuda Indonesia didorong untuk mulai membuka rute langsung. Jika ini terjadi, harga penerbangan Rusia-Indonesia dan sebaliknya bisa ditekan karena makin kompetitif.
Sektor perdagangan juga diyakini bakal meningkat apabila penerbangan langsung ini bisa direalisasikan. Menurut Aji, buah-buah tropis seperti di Indonesia menjadi idola orang-orang Rusia. Namun langka karena tidak ada penerbangan langsung, dan buah-buahan ini rentan busuk.
"Buah-buahan tropis disenangi semua orang. Menteri Pertanian Rusia saat bertemu Dubes RI untuk Rusia, memesan mangga Indonesia. Jadi penerbangan langsung ini sangat penting," cetus Aji.
Sejak ditandatanganinya Air Service Agreement antara Indonesia dan Rusia pada Maret 2011 lalu, belum ada realisasi penerbangan langsung Indonesia-Rusia dan juga sebaliknya sampai saat ini.
(dnl/ang)