"Itu makanya kalau di jalan kendala budaya tadi, maka pemrakarsa itu Pak Sumaryanto, Deputi BUMN dia bikin ide, untuk di atas laut. Kita libatkan pemda, jadilah itu," kata Wasta kepada detikFinance, Jumat (27/7/2012)
Siapakah sosok Sumaryanto?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sumaryanto masuk ITB tahun 1974 kemudian lulus tahun 1979. Ia sempat menjadi dosen ITB selama 6 bulan sebelum akhirnya bekerja di Nindya Karya, Hutama Karya dan Pemda DKI. Ia kemudian masuk ke jajaran Departemen Pekerjaan Umum sebagai Kepala Badan Pembina Konstruksi dan Sumber Daya Manusia (BPKSDM).
Semasa kuliah di ITB, ia sempat terpilih menjadi Ketua Himpunan Mahasiswa Sipil tahun 1977 dan Ketua OS ITB tahun 1978. Sempat mendekam di Rumah Tahanan Polisi Militer Kodam V Siliwangi akibat keterlibatannya dalam Buku Putih yang tidak mempercayai kepemimpinan Suharto pada masa itu.
Keahliannya dalam bidang infrastruktur serta pemikirannya yang lugas sering out of the box, membawanya dipercaya menjabat Deputi Bidang Infrastruktur dan Logistik di Kementerian BUMN, yang membawahi 46 BUMN.
Sum juga dipercaya sebagai salah satu dari enam orang Tim Reformasi Birokrasi yang dipilih dari ratusan pejabat eselon satu di Indonesia. Di tengah kesibukannya, Sum aktif melakukan kegiatan yang bersifat filantropi berupa social humanity dan social entrepreneur.
Pada 3 Desember 2011 Sumaryanto Widayatin terpilih sebagai Ketua Ikatan Alumni ITB periode 2011-2015. Hingga kini ia masih sakit dan sementara waktu tak bisa menjalankan tugasnya sebagai deputi BUMN.
Menteri BUMN Dahlan Iskan memberhentikan sementara dirinya dari jabatannya Deputi Usaha Infrastruktur dan Logistik. Dahlan menugasi Harry Susetyo Nugroho, yang selama ini menjabat sebagai Staf Ahli Bidang Tata Kelola BUMN.
(hen/dnl)