Kurang Diminati, Bisnis Motor Listrik Made in China Lesu

Kurang Diminati, Bisnis Motor Listrik Made in China Lesu

- detikFinance
Rabu, 01 Agu 2012 14:44 WIB
Jakarta - Saat ini sudah beredar motor listrik impor buatan China beredar di pasar dalam negeri namun kurang diminati masyarakat. Disaat yang bersamaan Menteri BUMN Dahlan Iskan ingin mengembangkan motor listrik buatan lokal.

Motor listrik buatan China ini dijual jauh lebih murah dari motor-motor konvensional berbahan bakar minyak (BBM). Meski harganya miring, tetap saja konsumen tak banyak tertarik.

"Masyarakat kurang berminat, sehingga berpengaruh pada omzet kami yang turun hingga 50%, bayangkan saat ini kami hanya bisa menjual 15-20 unit (per bulan), sejak tahun 2010 sepeda motor listrik," kata Boim pemilik Dealer E-Moto Jaya kepada detikFinance di Bekasi Barat, Rabu (1/08/12).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

E-Moto adalah Dealer tunggal motor listrik buatan China di Jabodetabek. Menurutnya pada tahun 2007-2008 adalah puncak penjualan tertinggi motor listrik E-Moto, yaitu 50 unit perbulan. Satu sepeda motor listrik buatan China ini dihargai Rp 7.800.000. Untuk engine berkisar Rp 1,8 juta hingga Rp 2,5 juta.

Boim mengakui sparepart dan teknisi menjadi sandungan para pemakai motor listrik di Indonesia khususnya Jabodetabek. Mereka harus membawa motor listrik ke bengkel E-Moto di Bekasi untuk diperbaiki karena E-Moto adalah salah satu dealer yang bertahan hingga saat ini di Indonesia.

Jemput Bola adalah sebuah sistem yang digunakan dealer E-Moto untuk memuaskan pelanggan motor listrik. Teknisi E-Moto akan datang kelokasi sesuai dengan panggilan via telepon.

"Kita teruskan bisnis ini, ucapan Pak Dahlan membuat saya yakin bahwa motor listrik cerah kedepannya," tutupnya.

Saat ini E-Moto menawarkan beberapa produk motor listrik antaralain Xenos, Spririt, Titan, VIP, Renza.

(hen/hen)

Hide Ads