Motor listrik buatan China ini dijual jauh lebih murah dari motor-motor konvensional berbahan bakar minyak (BBM). Meski harganya miring, tetap saja konsumen tak banyak tertarik.
"Masyarakat kurang berminat, sehingga berpengaruh pada omzet kami yang turun hingga 50%, bayangkan saat ini kami hanya bisa menjual 15-20 unit (per bulan), sejak tahun 2010 sepeda motor listrik," kata Boim pemilik Dealer E-Moto Jaya kepada detikFinance di Bekasi Barat, Rabu (1/08/12).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Boim mengakui sparepart dan teknisi menjadi sandungan para pemakai motor listrik di Indonesia khususnya Jabodetabek. Mereka harus membawa motor listrik ke bengkel E-Moto di Bekasi untuk diperbaiki karena E-Moto adalah salah satu dealer yang bertahan hingga saat ini di Indonesia.
Jemput Bola adalah sebuah sistem yang digunakan dealer E-Moto untuk memuaskan pelanggan motor listrik. Teknisi E-Moto akan datang kelokasi sesuai dengan panggilan via telepon.
"Kita teruskan bisnis ini, ucapan Pak Dahlan membuat saya yakin bahwa motor listrik cerah kedepannya," tutupnya.
Saat ini E-Moto menawarkan beberapa produk motor listrik antaralain Xenos, Spririt, Titan, VIP, Renza.
(hen/hen)