"Memang dengan truk bermuatan 20 ton, daya rusak untuk satu kendaraan makin terasa. Karena hitungannya beban kendaraan per beban ganda yang 8,2 ton," kata Direktur Operasi Jasa Marga, Hasanuddin kepada detikFinance, Minggu (12/8/2012).
Beban operasi perseroan pun semakin melambung. Pasalnya frekuensi perbaikan jalan tiga kali lebih cepat dibandingkan sebelumnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan beban yang makin tinggi, perbaikan jauh lebih besar. Yang biasanya tiga tahun satu kali (perbaikan), bisa satu tahun sekali. Bentuk perbaikan bisa pengelupasan atau pelapisan," jelasnya.
Hasanuddin memetakan ruas tol yang paling sering dilalui truk-truk bermuatan besar, diantaranya Jakarta-Cikampek, tol Tangerang, Surabaya hingga akses jalan bebas hambatan menuju Tanjung Priok.
"Tol itu, seperi Priok, truk yang lewat makin banyak. Maka kadang kita sudah merasa jembatan bergetar saat truk lewat," tegasnya.
"Potensi keselamatan di jalan tol juga besar, karena kecepatan truk rendah hanya 30 km per jam. Padahal di tol, bisa nabrak dari belakang," ucap Hasanuddin.
Jika pemerintah, melalui BPJT, mengubah penggolongan tarif tol menjadi enam, dari sebelumnya lima, tentu akan disambut baik Hasanuddin. "Itu kewenangannya ada di pemerintah. Namun kita sambut baik kalau ada penambahan golongan tarif tol," imbuhnya.
(wep/hen)