BPK: 85% Hutan Mangrove dari Selat Malaka Hingga Papua Rusak

BPK: 85% Hutan Mangrove dari Selat Malaka Hingga Papua Rusak

- detikFinance
Senin, 03 Sep 2012 15:04 WIB
Mataram - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) telah mendata dan melakukan survei hutan mangrove (bakau) di Indonesia mulai Selat Malaka hingga Papua. Hasilnya sebanyak 85% hutan mangrove alias bakau di Indonesia rusak.

Hal ini disampaikan oleh Anggota BPK RI Ali Masykur Musa, saat jumpa pers di Hotel Sheraton Senggigi, Lombok, Senin (03/09/12).

"Hutan mangrove, kita sudah melakukan pemeriksaan dimulai dari Selat Malaka, 85% temuan BPK hutan mangrove kita rusak dari Selat Malaka hingga Papua," katanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mangrove sebagai salah satu sumber daya alam yang tumbuh di kawasan pantai, merupakan ekosistem unik. Ekosistem hutan mangrove menjadi ekosistem penyambung antara daratan dan lautan. Bahkan menurut BPK, mangrove sangat bermanfaat sebagai pengendali tsunami.

"Tsunami muncul karena dorongan dari arus pantai yang langsung masuk daratan. Mangrove salah satu sifatnya adalah sebagai jangkar yang mengakar, hutan mangrove kita rusak berat. 2004 lalu, salah satu alasan tsunami di aceh berdampak dahsyat karena tidak adanya mangrove." paparnya.

Berdasarkan data yang disajikan sejak tahun 1999, luas wilayah mangrove yang terdapat di Indonesia yakni total 8,6 juta hektar. Namun sejak rentang 1999 hingga 2005, hutan bakau itu sudah berkurang sebanyak 5,58 juta hektare atau sekitar 64%. Saat ini (2012) hutan mangrove di Indonesia yang dalam keadaan baik tinggal 3,6 juta hektar, sisanya dalam keadaan rusak dan sedang.

"BPK kenapa berbicara mengenai mangrove ? BPK tidak hanya dilihat pada aspek keuangan APBN, tetapi jauh lebih mengelola keuangan yang bisa menghasilkan potensi negara, 3 jenis pemeriksaan yang dilakukan BPK yaitu keuangan, kinerja dan audit investigasi dan mangrove masuk pada ketiganya .

Ini adalah penelusuran program yang dilakukan oleh BPK. Bagi BPK isu sentral adalah eksploitasi pada hutan yang tidak jangka panjang. BPK terus melakukan audit terkait keberadaan mangrove di Indonesia.

"Lingkungan pada dunia telah menunjukan sesuatu yang mengkhawatirkan, ini adalah agenda penting dan mangrove penting untuk kita semua,"tutupnya.

(wij/hen)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads