Demikian disampaikan Lembaga Think Tank pemerintah China untuk Reformasi dan Pembangunan seperti dikutip dari chinadaily, Minggu (4/11/2012)
"Urbanisasi akan menciptakan potensi permintaan yang tinggi di pasar domestik," kata Executive President Lembaga China untuk Reformasi dan Pembangunan Chi Fulin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Banyak petani di China meninggalkan pekerjaan mereka sebagai petani di desa, lalu menjadi pekerja migran di kota-kota besar maupun kecil. Berdasarkan hasil studi lembaga Think Tank tersebut China diprediksi bakal memiliki 200 juta pekerja migran di perkotaan.
"Proses urbanisasi yang terus menerus dan peningkatan konsumsi kelas menengah akan mendorong investasi kurang lebih US$ 6,3 triliun (40 triliun yuan) selama 10 tahun ke depan," katanya.
Chi Fulin memperkirakan meningkatnya konsumsi domestik akan menggeser peran sektor investasi sebagai mesin pendorong pertumbuhan di negaranya. Sebagai gambaran, konsumsi hunian di perkotaan dan pedesaan diprediksi naik hingga 30 triliun yuan pada 2016 atau naik dari 16 triliun yuan pada 2011.
Bagaimana dengan di Indonesia? Jumlah kelas menengah di Indonesia diperkirakan akan terus bertambah setiap tahun. Saat ini saja sudah mencapai 45 juta orang dari 237 juta penduduk dan akan meningkat hingga 138 juta orang kelas menengah di 2030.
Staf Ahli Presiden bidang Ekonomi, Firmanzah mengatakan karakter dasar kelas menengah adalah memiliki daya beli yang tinggi. Hal ini akan menopang konsumsi dalam negeri sekaligus memacu pertumbuhan ekonomi.
"Di tahun 2030, akan ada 138 juta lebih masyarakat kelas menengah ke atas yang daya belinya tinggi di Indonesia," ungkap Firmanzah beberapa waktu lalu.
(hen/hen)