Redam Harga Minyak, OPEC Naikkan Produksi 1 Juta bph
Kamis, 16 Sep 2004 09:45 WIB
Jakarta - OPEC akhirnya memutuskan untuk menaikkan kuota produksinya sebesar 1 juta barel per hari (bph) mulai Nopember mendatang. Keputusan ini diharapkan mampu menenangkan pasar dan menahan laju kenaikan harga minyak mentah dunia. Keputusan lain yang diambil dalam pertemuan yang berlangsung di Wina, Austria, Rabu (15/9/2004) waktu setempat, adalah tidak mengubah batas harga minyak OPEC yakni tetap pada kisaran US$ 22-28 per barel. Namun OPEC berjanji akan meninjau kembali masalah harga pada pertemuannya di Kairo, Mesir, 10 Desember mendatang. "Pertemuan OPEC memutuskan untuk menaikkan batas produksi OPEC, diluar Irak, sebesar 1 juta barel per hari yang akan efektif mulai Nopember 2004. Langkah ini ditempuh untuk menurunkan harga minyak kepada tingkat yang lebih sustain," ujar juru bicara OPEC Omar Ibrahim dalam konferensi pers usai pertemuan seperti dilansir AFP.Namun demikian sepertinya pasar tidak goyah oleh keputusan OPEC tersebut. Kontrak utama New York untuk jenis minyak light sweet pengantaran Oktober kembali naik 56 sen menjadi US$ 44,95 per barel pada awal perdagangan. Sementara untuk harga patokan minyak jenis Brent pengantaran Oktober naik 25 sen menjadi US$ 41,98 per barel pada akhir perdagangannya di London. Menteri perminyakan Iran Bijan Namdar Zangeneh menambahkan, kenaikan kuota itu memang tidak berarti akan ada minyak lebih banyak di pasar, namun setidaknya menunjukkan niat baik kepada konsumen. Sedanglan menteri perminyakan Vanezuela Rafael Ramirez mengaku tidak yakin kenaikan kuota itu akan bisa membawa harga minyak turun. "Kami tidak berpikir harga minyak akan langsung anjlok. Sayangnya, harga minyak telah dipengaruhi oleh banyak faktor yang diluar kontrol OPEC. Harga akan tetap tinggi pada tahun ini dan tahun-tahun mendatang," tegasnya.Sejumlah analis langsung menganggapi keputusan OPEC tersebut. "Ini merupakan berita baik. Tujuannya adalah untuk menyokong para konsumen dan ini adalah yang kami pikir penting saat ini," kata Pedro Nones, analis perminyakan dari pemerintah Spanyol. Namun analis lainnya tidak yakin keputusan ini akan bisa mambawa harga minyak turun. "Saya tidak berpikir keputusan ini akan membawa pengaruh yang serius (pada harga minyak). Tidak seorangpun memperhatikannya dengan serius," kata seriang analis dari Mexico, Pedro Alonso.
(qom/)