"Keuntungan impor itu banyak tetapi impor banyak stigma negatif (di Indonesia), tetapi kita bicara yang lebih luas adalah keuntungan dan harga murah juga banyak produk dari adanya impor. Hong Kong menjadi contoh," kata Scot kepada ratusan delegasi beberapa negara di Hotel Borobuddur.
Scot menambahkan, seharusnya Indonesia mengikuti permainan yang telah ditetapkan oleh Badan Perdagangan Dunia (WTO) yang tidak hanya mendorong kinerja ekspor tetapi juga impor. Menurutnya nilai lain dari adanya impor adalah adanya kompetisi antar perusahaan yang lebih kompetitif dan produktif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan melawan pembicaraan Scot. Menurut Gita salah satu penyebab defisit perdagangan di Indonesia adalah karena impor yang drastis meningkat.
"Defisit Indonesia salah satunya disebabkan oleh impor bahan bakur yang salah, yang seharusnya fokus untuk investasi. Defisit tidak masalah asal merakyat. Kita harus memastikan apapun tentang perdagangan warga di Sidoardjo, Mamuju dan Biak tahu akan itu. Kita akan sosialisasikan apa itu. Dan kita harus langkah cepat dan baik bagi bangsa Indonesia. Kita akan tahan defisit 2,3-3,4% dari PDB di tahun-tahun mendatang," cetusnya.
(wij/dnl)