RI 'Digempur' Batik China Sejak 4 Tahun Lalu

Serbuan Tekstil Asing

RI 'Digempur' Batik China Sejak 4 Tahun Lalu

- detikFinance
Rabu, 20 Feb 2013 13:35 WIB
Foto: Wiji-detikFinance
Jakarta - Pasar Indonesia semakin diserbu barang-barang impor, salah satunya batik asal China. Ternyata, fenomena ini sudah berlangsung sejak lama.

Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia Ade Sudrajat mengatakan, serbuan barang tekstil khususnya batik dari China sudah terjadi sejak 4 tahun yang lalu, yang terus menyerbu pasar Indonesia hingga ke daerah-daerah.

"Oh sudah lama itu. Itu sudah 3-4 tahun lalu. Dan sampai ke daerah-daerah pasarannya" ungkap Ade saat dihubungi detikFinance, Rabu (20/2/2013).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, Ade mengatakan, serbuan batik impor dari China ini adalah batik-batik yang tergolong murah. Bahkan sangat murah. Tak heran, batik-batik ini sangat digandrungi oleh masyarakat khususnya kelas menengah ke bawah.

"Yang murah batiknya itu. Harganya per meter paling Rp 20.000, untuk jadi kemeja lengan panjang paling dibutuhkan sekitar 1,2-1,5 meter. Jadi paling harganya Rp 28 ribuan, murah," tegas Ade.

Tak ada yang bisa dilakukan oleh pengusaha lokal untuk melawan gempuran ini, melainkan dengan meningkatkan daya saing dan kualitas. Pasalnya, Indonesia kini sudah masuk dalam perdagangan bebas. Menurut Ade, tak ada yang dapat melarang datangnya produk impor dari manapun.

"Kita kan sudah perdagangan bebas tidak bisa melarang barang masuk dari manapun, jadi kita nggak bisa apa-apa. Ya mudah mudahan barang kita bisa menyaingi mereka. Kalau dari kualitas sih bagus kita, tapi dia lebih murah," paparnya.

(zul/dnl)

Hide Ads