Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengatakan, Indonesia tidak ada ketergantungan melakukan impor padake satu negara khusus. China hanyalah satu dari beberapa negara asal produk impor di Indonesia.
"Nggak ada ketergantungan terhadap China, tapi mereka sudah menjadi produsen yang besar dan efisien," kata Gita usai rapat dengan Komisi VI DPR yang dilaksanakan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (3/4/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Harganya mungkin sangat kompetitif, kelihatannya begitu," cingkat Gita.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, China masih menjadi negara pengekspor sayuran dan buah-buahan terbesar ke Indonesia khususnya Februari 2013. Negara Tirai Bambu tersebut berada di atas Amerika Serikat, Thailand, ataupun Australia.
Data BPS yang dikutip detikFinance, sayuran China masuk ke dalam negeri di Februari 2013 sebanyak 23.000 ton atau senilai US$ 16,4 juta.
Selain itu tercatat Myanmar dengan volume 2.992 ton dengan nilai US$ 2,5 juta, Amerika Serikat sebesar 689 ton atau US$ 1,15 juta, Kanada sebanyak 1.591 ton atau US$ 756.000 dan India sebanyak 2.360 ton atau US$ 1,1 juta.
Secara total, impor sayuran pada bulan tersebut sebesar 38.000 ton atau US$26 juta. Dimana artinya lebih dari 50%, dominasi sayuran impor untuk Indonesia dimiliki oleh China.
Sementara untuk impor buah-buahan, pada Februari 2013 China memasok sayur sebesar 25.000 ton atau US$ 25,3 juta. Total impor buah-buahan dalam periode itu adalah 37.000 ton atau senilai US$ 42,9 juta.
Selain China, Thailand juga berkontribusi cukup besar dengan volume ekspoe buah sebesar 3.016 ton atau US$ 3,5 juta. Amerika serikat ikut menyumbang 2.640 ton atau US$ 3,7 juta, Australia 1.711 ton atau US$ 3,9 juta, dan Peru 916 ton atau US$ 1,97 juta.
Sebelumnya, pada Januari 2013, impor sayuran China tercatat sebesar 29.000 ton atau senilai US$ 22,4 juta sayuran yang masuk ke dalam negeri. Pada komoditas buah-buahan, China juga mengambil andil impor di atas 50%. Volumenya tercatat sebesar 30.000 ton atau senilai US$ 31,1 juta.
(zul/dnl)