Padahal Belanda mendesain luas lahan Pelabuhan Tanjung Priok hingga Cempaka Putih dan Sunter, Jakarta Pusat. "Belanda sudah desain Pelabuhan Tanjung Priok sampai Cempaka Putih dan Sunter," ujar Managing Directur PT Cikarang Inland Port Benny Woenardi saat berdiskusi dengan media di Menara Batavia, Jakarta, Rabu (10/7/2013).
Tapi sekarang, Cempaka Putih dan Sunter saat ini sudah menjadi areal perkantoran dan pusat perbelanjaan terkenal di Jakarta Pusat. Padahal kedua tempat ini secara geografis berdekatan dengan Pelabuhan Tanjung Priok.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi 30-40 tahun lalu, Tanjung Priok masih sepi. Namun sekarang Priok mulai mengecil dan sudah bersentuhan dengan masyarakat, padahal pelabuhan harus steril. Priok sudah menyentuh puncaknya karena daya tampung sudah tidak bisa lagi," katanya.
Dengan kondisi Tanjung Priok sekarang, mau tidak mau pemerintah harus turun tangan. Jika tidak pemerintah akan kehilangan devisa karenaa mahalnya ongkos logistik di Priok.
"Kalau penuh kapal masuk bisa terhambat. Ada cost tambahan yang harus dibayarkan. Cost kita yang paling tinggi se-Asia Pasific. Investor tentu akan menghitung apalagi ketidakjelasan tinggi. Sehingga mengurangi investasi," cetusnya.
(wij/dnl)