“Pada pukul 21.00 WIB suhu sudah menapai nol derajat celcius, pada malam hari di bawah nol derajat, kebetulan saya punya termometer, di dalam rumah saja pada siang hari terpantau minus 1 derajat celcius,” kata Alif Rahman, salah satu warga desa Dieng Kulon kepada wartawan, Rabu (14/8/2013).
Dia menjelaskan, dengan suhu dibawah nol derajat celcius maka embun bisa berubah menjadi butiran-butiran kristal es. Kalau dini hari hamparan tanaman kentang berubah menjadi putih seperti diselimuti salju dan masyarakat sekitar biasa menyebutnya dengan 'bun upas', karena itu hal yang paling ditakuti oleh para petani.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara menurut Kepala Desa Dieng Kulon Slamet Budiono, sudah ada 20 hektare luas areal tanaman kentang di wilayah desa setempat yang mati akibat 'bun upas'. Dan itu baru data sementara, karena kemungkinan masih akan muncul suhu ekstrem lagi.
“Biasanya tanda-tandanya cuaca cerah dan tidak ada angin. Padahal, saat ini di Dieng kondisi sedang sangat cerah, tidak ada angin dan suhu di siang hari sekitar 10-15 derajat Celcius,”kata Slamet.
(arb/ang)