Tapi siapa bilang profesi itu hanya populer di dunia fiksi. Di kehidupan nyata pun, agensi detektif swasta sudah ada di berbagai negara. Termasuk Indonesia lho.
"Orang-orang menyebutnya detektif swasta, atau bahasa kerennya private investigator. Kami sebenarnya hanya konsultan, tapi boleh saja menggunakan istilah detektif atau semacamnya," kata Meini Listanti, pemilik Bali Eye Private Investigation Agency, sebuah agensi penyelidik swasta, kepada detikFinance akhir pekan lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bali Eye berpusat di Bali tetapi mereka memiliki afiliasi di Jakarta yaitu, Indonesia Private Investigation Agency. Sebagian besar klien mereka berasal dari dalam negeri, tetapi ada pula yang dari mancanegara seperti Inggris, Belanda, Perancis, Amerika Serikat, Australia, China, Arab Saudi, dan lain-lain.
Untuk sebuah kasus, lanjut Meini, biaya yang dikenakan bervariasi tergantung tingkat kesulitannya. "Kalau standar biasanya sekitar Rp 30 juta. Untuk yang paling tinggi sekitar Rp 40 juta," katanya.
Waktu penyelesaian untuk sebuah kasus, tambah Meini, paling lama sekitar dua minggu. Terkadang penyelesaiannya lebih mudah sehingga dalam dua hari kasus sudah terungkap.
Saat ini, Meini memiliki 10 orang investigator lapangan. Mereka sudah diberi pelatihan sebagai bekal dasar untuk melakukan penyelidikan. "Tapi lambat laun mereka belajar sendiri di lapangan. Learning by doing lah," tuturnya. Meini sendiri memiliki sertifikat pelatihan investigasi dari Inggris.
Dalam bertugas, seorang investigator swasta memiliki batasan. Penyelidikan bisa dilakukan selama masih berada di area publik. Ketika sudah memasuki wilayah privat, penyelidik sudah tidak bisa masuk.
"Misalnya di hotel, penyelidikan bisa dilakukan sepanjang masih di area lobi. Tetapi kalau sudah lebih dari itu, kami sudah tidak bisa. Pihak hotel juga pasti keberatan," kata Meini.
Sejauh ini, Bali Eye belum pernah berbenturan dengan penegak hukum formal ketika menjalankan tugas. "Bahkan kami berkoordinasi juga dengan polisi, terutama untuk kasus pencarian orang. Kami membantu polisi, meringankan tugas mereka," ucap Meini.
Menurut perempuan berusia 40 tahun ini, banyak hal seru yang terjadi saat menyelidiki suatu kasus. Tak jarang seorang penyelidik harus menyamar dan menunggu dengan rentang waktu yang tak bisa dipastikan. Kadang-kadang malah orang yang dicari tak keluar-keluar.
Menariknya, persaingan di bisnis investigator swasta tidak terlalu ketat. Bahkan antar agensi terkadang saling bertukar informasi karena saling mengenal. Meini menilai, bisnis ini memiliki prospek cerah karena masalah dalam kehidupan selalu ada.
"Namun kalau ingin masalahnya diselesaikan harus siap dengan konsekuensinya. Misalnya kasus perselingkuhan, kalau terbukti positif ya harus siap menangis," kata Meini, ibu satu putra ini.
Aidil Akbar Madjid, pengamat manajemen, menilai bisnis detektif swasta memiliki prospek yang cerah karena dibutuhkan dari mulai urusan rumah tangga, bisnis, sampai politik. "Tidak semua orang juga bisa menggelutinya karena dibutuhkan kemampuan investigasi. Jadi bisnis ini memang cukup unik dan demand-nya ada," katanya.
(DES/dnl)