Menteri Ploumen: Ini Tantangan Besar Pelajar Indonesia

Laporan dari 1st ICID, Den Haag

Menteri Ploumen: Ini Tantangan Besar Pelajar Indonesia

- detikFinance
Jumat, 20 Sep 2013 03:21 WIB
Den Haag - Potensi untuk menjadi 7 kekuatan terbesar ekonomi dunia pada 2030 seperti diprediksi oleh The McKinsey Global Institute, harus dicapai Indonesia dengan mengatasi tantangan-tantangan besar.

Demikian Menteri Perdagangan Luar Negeri dan Kerjasama Pembangunan Belanda Lilianne Ploumen saat menyampaikan keynote speech pada 1st International Conference on Indonesian Development (ICID) 2013 di kampus Institute of Social Studies (ISS), Den Haag 13-14 September 2013.

"Sekarang saat untuk langkah selanjutnya dalam pembangunan Indonesia menuju upper middle-income country (negara dengan penghasilan menengah atas)," ujar Ploumen.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Negara dengan kualifikasi dimaksud, lanjut Ploumen, adalah suatu negara yang sudah berhasil memberantas kemiskinan dan mampu menyediakan pendidikan, kesehatan dan transportasi umum yang baik kepada semua warganya.

"Dan masa itulah di mana Anda generasi muda Indonesia akan masuk," imbuh Ploumen.

Menurut Ploumen, tantangannya bagi para pelajar Indonesia adalah bagaimana membantu mencapai pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan inklusif.

Juga membantu pergeseran fokus ekonomi dari ekspor bahan mentah ke kegiatan-kegiatan lebih bernilai tambah untuk pasar domestik, seperti jasa, manufaktur, dan teknologi tinggi.

Selain itu menjamin bahwa barang-barang memenuhi standar kualitas tinggi dan bahwa hal sama juga berlaku untuk kondisi sosial dan lingkungan di mana barang-barang itu diproduksi.

"Itu bukan tugas ringan. Tetapi sebagai mitra lama, saya melihat banyak peluang bagi kita untuk mengatasi tantangan-tantangan itu bersama," pungkas Ploumen.

Pada acara penutupan Dubes RI Den Haag Retno L.P Marsudi menyoroti pentingnya pendidikan sebagai lokomotif pembangunan dan berharap generasi muda Indonesia bangga menjadi bangsa Indonesia dan siap untuk memberikan kontribusi kepada Indonesia dan dunia.

Para pembicara pada The 1st ICID 2013 adalah Felia Salim (Wakil Presiden Direktur BNI), Dr. Faisal Basri (UI), Dr. Warsito P Taruno (Ketua Masyarakat Ilmuan dan Teknologi Indonesia), Dr. Dessy Irawati, FeRSA (President of the International Association of Indonesian Scientist) Prof. Ben White (ISS), Dr. Howard Nicholas (ISS), Dr. Paul Benneworth (University of Twente), Dr. Roel Rutten (Tilburg University), Jan Fransen (Institute for Housing and Urban Development), (President of the International Association of Indonesian Scientist), Prof. Greg Barton (Monash University).

Selain menyelenggarakan diskusi, kegiatan ini juga menyelenggarakan kompetisi essay, kompetisi video klip dan Jinggle BNI. Pemenang kompetisi essay pada The 1st ICID adalah Agung Yoga Sembada (Juara I), I Made Andi Arsana (Juara II) dan Tanita Dhiyaan (Juara III).

Sementara untuk kategori jinggle (Juara I), Jefry Albari Tribowo, Sindy Ernawati (Juara II), Erwin Suryajaya (Juara III),  dan untuk kategori video klip : Ryvo Octaviano (Juara I) dan Hanif Ibadurrahman & Meivi Indira (Juara II).

ICID dihadiri kurang lebih 300 peserta yang berasal dari kalangan pemerintah, akademisi, mahasiswa, profesional Indonesia dari beberapa negara antara lain dari Australia, Belanda, Belgia, Indonesia, Italia, Inggris, Jepang dan Jerman.


(es/es)

Hide Ads