Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan, Presiden Turki Abdullah Gul, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Perdana Menteri Rumania Victor Ponta dan beberapa menteri perhubungan dari berbagai negara berkumpul di Turki dan mengumumkan proyek raksasa yang menghubungkan kedua benua tersebut.
Eropa dan Asia kini terhubung dengan sebuah jaringan kereta sepanjang 13,6 km yang berada di bawah laut. Proyek raksasa ini dinamakan The Marmaray Link, kombinasi dari nama Laut Marmara dengan 'ray' yang berarti rel di bahasa Turki.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Proyek ini merupakan bagian dari mega proyek rel kereta sepanjang 76 km senilai US$ 4,5 miliar yang sudah mulai dikerjakan oleh Pemerintah Turki pada 2004.
"Proyek ini menghubungkan masa lalu dan masa depan, begitu juga negara, masyarakat dan bangsa yang berbeda," kata Erdogan seperti dikutip CNN, Rabu (30/10/2013).
Mega proyek yang diumumkan Erdogan tak hanya rel bawah laut saja tapi juga bandara ketiga yang baru, kanal paralel untuk Sungai Bosphorus, dan jembatan raksasa ketiga di Turki.
Proyek ini merupakan buah mimpi Sultan Abdul Medjid, yang sudah mulai ia rancang lebih dari satu dekade lalu. Pengumuman proyek ini bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Republik turki yang ke-90.
Mimpi ini akhirnya dirancang dan disusun oleh Erdogan setelah sebelumnya ia diprotes karea ingin menghancurkan barak dan masjid masa pemerintahan Kerajaan Ottoman dengan taman di tengah-tengah Ibu Kota Istanbul.
Keretanya dibangun oleh konsorsium Turki dan Jepang. Diharapkan kereta 'jalur sutra modern' ini bisa mengangkut satu setengah juta orang setiap harinya.
(ang/dnl)