BI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Capai 5 Persen
Kamis, 11 Nov 2004 23:23 WIB
Jakarta - Bank Indonesia (BI) memperkirakan, pada tahun ini pertumbuhan ekonomi akan mencapai 5 persen atau lebih tinggi dari perkiraan Bank Dunia yang sebesar 4,09 persen. Hal ini disampaikan Deputi Gubernur Bank Indonesia Maman Sumantri kepada wartawan di Jakarta, Kamis (11/11/2004).Pertumbuhan ini didasarkan atas meningkatnya permintaan domestik khususnya konsumsi, investasi dan impor. Sementara ekspor akan tumbuh meningkat meskipun masih relatif terbatas.Sementara itu, kata Maman, tekanan inflasi dari sisi permintaan, bisa diperkirakan akan meningkat diikuti oleh peningkatan ekspetasi inflasi yang terkait dengan pola musiman menyambut Lebaran, Natal dan Tahun Baru.Maman menyatakan, sampai akhir tahun 2004 inflasi IHK diperkirakan akan berada pada kisaran sesuai dengan perkiraan awal tahun. Sementara untuk tahun 2005 sesuai dengan rapat dewan gubernur hari ini. Diperkirakan pertumbuhan ekonomi akan berada di atas 5 persen sedangkan inflasi diperkirakan relatif sama."Mencermati perkembangan itu BI ke depan akan melanjutkan kebijakan moneter yang cenderung ketat. Yang dengan secara optimal akan menyerap likuiditas untuk mencapai sasaran inflasi jangka menengah," ungkapnya.Sementara untuk menjaga kestabilan nilai tukar yang berpotensi mempengaruhi pencapaian inflasi, BI akan memantau secara cermat arus modal yang mempunyai potensi mobilitas tinggi. Sedangkan di bidang perbankan BI akan melanjutkan kebijakan mempertahankan stabilitas sistem perbankan untuk mendorong fungsi mediasi."Jadi untuk kebijakan moneter ketat ini sebetulnya tidak ada yang spesifik yang dilakukan BI. Kita tetap menjalankan seperti kebijakan sebelumnya, hal ini bisa dilihat dari suku bunga SBI,".Kebijakan ekonomi ketat, lanjut dia, adalah lebih diartikan untuk mempertahankan pencapaian inflasi yang tidak hanya akan dilakukan untuk tahun ini saja. Tapi juga untuk jangka panjang 2 sampai 3 tahun ke depan. Dimana untuk target inflasi besarannya sudah ditetapkan oleh pemerintah, sehingga BI sebagai otoritas moneter tinggal berupaya mencapai target tersebut."Kebijakan ini akan selalui ada leg-nya, seperti suku bunga itu tidak langsung kelihatan pengaruhnya langsung kepada inflasi. Baru kelihatan 1 hingga 1,5 tahun ke depan," demikian Maman.
(mar/)