Kesemsem Batu Perhiasan Surga

Kilau Hobi dan Bisnis Batu Mulia (1)

Kesemsem Batu Perhiasan Surga

- detikFinance
Jumat, 29 Nov 2013 09:54 WIB
Foto: Antara
Jakarta -

David Acris tak pernah lupa masa-masa puluhan tahun yang lalu itu. Sepulang sekolah, David mengganti seragam putih biru dengan pakaian yang biasa dikenakannya menggosok batu. Bukan batu biasa, melainkan batu berharga.

Aktivitas yang dilakukannya di Tanjung Karang, Lampung, itu, kata David, adalah hobi. Lelaki yang kini berusia 40 tahun itu bilang, menggosok batu mulia sampai mulus adalah kesenangannya.

โ€œOrang tua saya pakai cincin, kawan saya pakai cincin, jadi saya lihat cincin itu bagus, antik. Jadi saya belajar gosok batu,โ€ kata David, di Jakarta kemarin. Tapi kesenangan sudah jadi sumber fulus.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

David kini dikenal sebagai pebisnis batu mulia yang membuka sebuah toko yang terbilang besar di sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta Pusat. Sebelumnya dia membuka toko pertama di Lampung pada 1999.

Batu mulia tak hanya bernilai bisnis bagi seorang David. Sudah ribuan tahun manusia kesemsem pada batu-batu mulia seperti berlian, rubi, jamrud, opal, safir, dan sebagainya.

Bahkan batu-batu mulia itu tercatat jejaknya dalam kitab suci seperti Alkitab dan Al Quran. Umumnya digambarkan sebagai perhiasan surgawi yang sangat indah.

Batu mulia pun melekat dalam berbagai budaya. Di Yunani kuno dipercaya bahwa seseorang yang minum minuman keras dari gelas berbahan amethyst bisa tetap sadar. Sementara Kaisar Nero dari Romawi menonton pertandingan gladiator melalui lensa berbahan emerald agar tidak sakit mata.

Sementara di China kuno, batu mulia digunakan sebagai simbol kepangkatan di kerajaan. Di nusantara, pada masa kejayaan Sriwijaya, dikisahkan pintu-pintu di kerajaan tersebut berhias batu-batu mulia seperti permata dan mutu manikam. Ketika era Majapahit, kerajaan ini menjadi pusat perdagangan batu mulia yang terkenal hingga ke China dan India.

Sejak masa Yunani kuno dikenal dua jenis batu mulia, yaitu berharga dan semi-berharga. Rubi, safir, dan emerald adalah batu mulia yang masuk dalam kategori berharga, sedangkan yang lain adalah semi-berharga.

Kini terminologi semacam itu sudah ditinggalkan. Beberapa institusi telah membuat standar klasifikasi batu mulia, salah satunya yang dirilis International Gemological Institute (IGI). Skala berlian, misalnya, dianalisis dengan pendekatan 4C (carat, color, clarity, cut).

Selain memiliki keindahan yang diakui selama ribuan tahun, batu mulia juga dipercaya sebagian orang mengandung kekuatan mistik. Misalnya akik (agate), yang dipercaya membantu penggunanya memiliki rasa cinta, kekuatan, dan keberanian. Akik juga dipakai sebagai jimat kesembuhan dari penyakit.

Lalu jamrud diyakini sebagai simbol harapan dan cinta. Kemudian rubi dipercaya bisa menangkal mimpi buruk dan melancarkan peredaran darah.

Entah karena keindahan, kelangkaan, atau faktor mistik di dalamnya, cukup banyak tokoh ternama dunia yang menjadi kolektor batu mulia. Ratu Elizabeth II dari Inggris adalah salah satunya. Koleksi Sang Ratu begitu banyak sehingga harus ditampung dalam ruangan tersendiri.

Tidak termasuk mahkota kerajaan Inggris, koleksi pribadi batu mulia Ratu Elizabeth II ditaksir mencapai US$ 57 juta atau lebih dari Rp 630 miliar. Koleksinya terdiri dari batu-batu langka dan mahal seperti Timur Ruby yang berlabel 352,5 karat.

Mendiang Elizabeth Taylor juga terkenal memiliki selera tinggi terhadap batu mulia. Koleksinya fantastis, salah satunya adalah berlian berlabel 69,42 karat. Tidak hanya berlian, koleksi legenda Hollywood ini juga termasuk batu-batu lain seperti emerald, safir, dan sebagainya.

(hds/DES)

Hide Ads