Ini Klub Selam Tertua di Indonesia

Hobi Menyelam (2)

Ini Klub Selam Tertua di Indonesia

- detikFinance
Jumat, 20 Des 2013 12:50 WIB
Foto: Antara
Jakarta - Menyelam alias diving mulai dikenal di Indonesia pada era 1970-an. Kala itu menyelam sebagai aktivitas olahraga maupun rekreasi mulai banyak menarik minat masyarakat. Ini menandai lahirnya berbagai perkumpulan menyelam di Indonesia.

Salah satu perkumpulan selam yang cukup senior di Indonesia adalah Corona Diving Club. Usia perkumpulan ini lebih dari 35 tahun sejak pendiriannya pada 5 April 1977. Corona Diving Club ini memiliki cabang di Jakarta, Bandung, Semarang, Bali, Belitung, Medan, dan Kendari.

“Saat ini, Corona Diving Club telah memiliki lebih dari 1.000 anggota yang tersebar di berbagai daerah. Kawan-kawan sering berkumpul di kolam loncat indah Senayan setiap seminggu sekali,” kata Ferry Jamhari, salah seorang pengurus Corona Diving Club.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para anggota Corona Diving Club, lanjut Ferry, berasal dari berbagai latar belakang. Mulai dari pelajar, mahasiswa, pekerja kantoran, ibu rumah tangga, pensiunan, dan sebagainya. “Kami menyukai diving karena aktivitas ini sangat menarik. Selain bisa melihat keindahan bawah laut, kami juga mempelajari hal-hal baru dan mengunjungi tempat-tempat baru. Ini bisa menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah air dan lingkungan,” papar Ferry.

Melalui diving, Ferry dan kawan-kawannya sudah menjelajahi berbagai daerah di Indonesia. “Papua, Wakatobi, Pulau Komodo, Derawan, Bunaken, dan banyak lagi. Mungkin saya tidak pernah sampai ke tempat-tempat itu kalau tidak diving,” katanya.

Bagi pehobinya, diving bisa jadi hobi yang mahal bisa juga tidak. Ferry mengatakan, kalau membeli alat-alat selam yang premium, jelas jadi mahal. Tapi ada banyak cara untuk menikmati diving dengan murah.

Salah satunya adalah dengan bergabung ke klub. Di klub, antar anggota bisa saling pinjam-meminjam. Selain itu, mereka juga bisa patungan ketika ingin bepergian ke tempat menyelam.

“Kalau ikut klub atau komunitas, kita bisa cost sharing ketika trip ke suatu tempat. Jatuhnya bisa murah. Saya pernah bersama kawan-kawan trip ke Banten hanya habis sekitar Rp 300 ribu per orang. Bisa murah karena kami sharing,” papar Ferry.

Ferry meyakini diving akan semakin berkembang di Indonesia. Soalnya Indonesia memiliki alam bawah laut yang indah. Sayangnya banyak yang belum terpromosikan dengan baik.

“Mungkin perlu promosi yang lebih kencang. Tempat-tempat diving di luar negeri tidak sebagus Indonesia, tetapi mereka promosinya bagus. Indonesia punya tempat-tempat diving yang tidak ada duanya, kalau ditambah promosi pasti lebih oke,” kata Ferry.

(hds/DES)

Hide Ads