Salah satu perkumpulan selam yang cukup senior di Indonesia adalah Corona Diving Club. Usia perkumpulan ini lebih dari 35 tahun sejak pendiriannya pada 5 April 1977. Corona Diving Club ini memiliki cabang di Jakarta, Bandung, Semarang, Bali, Belitung, Medan, dan Kendari.
“Saat ini, Corona Diving Club telah memiliki lebih dari 1.000 anggota yang tersebar di berbagai daerah. Kawan-kawan sering berkumpul di kolam loncat indah Senayan setiap seminggu sekali,” kata Ferry Jamhari, salah seorang pengurus Corona Diving Club.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melalui diving, Ferry dan kawan-kawannya sudah menjelajahi berbagai daerah di Indonesia. “Papua, Wakatobi, Pulau Komodo, Derawan, Bunaken, dan banyak lagi. Mungkin saya tidak pernah sampai ke tempat-tempat itu kalau tidak diving,” katanya.
Bagi pehobinya, diving bisa jadi hobi yang mahal bisa juga tidak. Ferry mengatakan, kalau membeli alat-alat selam yang premium, jelas jadi mahal. Tapi ada banyak cara untuk menikmati diving dengan murah.
Salah satunya adalah dengan bergabung ke klub. Di klub, antar anggota bisa saling pinjam-meminjam. Selain itu, mereka juga bisa patungan ketika ingin bepergian ke tempat menyelam.
“Kalau ikut klub atau komunitas, kita bisa cost sharing ketika trip ke suatu tempat. Jatuhnya bisa murah. Saya pernah bersama kawan-kawan trip ke Banten hanya habis sekitar Rp 300 ribu per orang. Bisa murah karena kami sharing,” papar Ferry.
Ferry meyakini diving akan semakin berkembang di Indonesia. Soalnya Indonesia memiliki alam bawah laut yang indah. Sayangnya banyak yang belum terpromosikan dengan baik.
“Mungkin perlu promosi yang lebih kencang. Tempat-tempat diving di luar negeri tidak sebagus Indonesia, tetapi mereka promosinya bagus. Indonesia punya tempat-tempat diving yang tidak ada duanya, kalau ditambah promosi pasti lebih oke,” kata Ferry.
(hds/DES)