Ini Dia Proses Pemotongan Sapi Modern di RPH Milik BUMN

Ini Dia Proses Pemotongan Sapi Modern di RPH Milik BUMN

- detikFinance
Rabu, 12 Feb 2014 16:18 WIB
Ini Dia Proses Pemotongan Sapi Modern di RPH Milik BUMN
Bekasi - PT Berdikari (Persero) memiliki Rumah Potong Hewan (RPH) modern di Cibitung, Bekasi, Jawa Barat. RPH ini memiliki kapasitas pemotongan 25 ekor per hari.

RPH milik BUMN peternakan ini memiliki standard internasional untuk proses pemotongan hingga pengepakan (packaging) daging. Prosesnya mulai dari penggunaan pistol untuk melumpuhkan sapi hingga pisau elektrik.

Berikut hasil penelusuran detikFinance, di RPH tersebut, Rabu (12/2/2014).

1. Pistol Kejut

Rumah Potong Hewan (RPH) milik PT Berdikari (Persero) di Cibitung, Bekasi, Jawa Barat memiliki standar internasional dalam proses pemotongan hingga daging sudah dalam kemasan.

Saat proses pemotongan, petugas RPH menggunakan pistol bernama stunning gun. Pistol berpeluru hampa ini mampu menembak titik pusat tertentu di kepala. Alhasil, sapi dibikin langsung pingsan hingga 3 menit.

"Namanya stunning gun. Setelah ditembak, dia akan pingsan 2,5-3 menit. Sehingga harus langsung dipotong kalau nggak dia sadar lagi," kata Direktur RPH Berdikari Dodi Wahyudi.

Alat ini didatangkan langsung dari Jerman. Setelah pingsan, sapi langsung dipotong. "Itu untuk dipingsankan syarat animal welfare. Supaya sapi lebih tenang," sebutnya.

Untuk petugas penembak dan pemotong sapi pun harus bersertifikat umumnya sapi yang harus dibuat pingsan berasal dari sapi impor. Sementara itu, untuk proses setrum bagi sapi sebelum dipotong, sudah tidak dipakai lagi di Indonesia. "Kalau lokal nggak ada prasyarat stunning," terangnya.

1. Pistol Kejut

Rumah Potong Hewan (RPH) milik PT Berdikari (Persero) di Cibitung, Bekasi, Jawa Barat memiliki standar internasional dalam proses pemotongan hingga daging sudah dalam kemasan.

Saat proses pemotongan, petugas RPH menggunakan pistol bernama stunning gun. Pistol berpeluru hampa ini mampu menembak titik pusat tertentu di kepala. Alhasil, sapi dibikin langsung pingsan hingga 3 menit.

"Namanya stunning gun. Setelah ditembak, dia akan pingsan 2,5-3 menit. Sehingga harus langsung dipotong kalau nggak dia sadar lagi," kata Direktur RPH Berdikari Dodi Wahyudi.

Alat ini didatangkan langsung dari Jerman. Setelah pingsan, sapi langsung dipotong. "Itu untuk dipingsankan syarat animal welfare. Supaya sapi lebih tenang," sebutnya.

Untuk petugas penembak dan pemotong sapi pun harus bersertifikat umumnya sapi yang harus dibuat pingsan berasal dari sapi impor. Sementara itu, untuk proses setrum bagi sapi sebelum dipotong, sudah tidak dipakai lagi di Indonesia. "Kalau lokal nggak ada prasyarat stunning," terangnya.

2. Pisau Elektrik

Setelah dibuat pingsan menggunakan stunning gun lalu sapi dipotong. Sapi kemudian melalui pemrosesan berupa pengulitan dan pemotongan bagian tutuh (krakas). Proses ini dilakukan tanpa menyentuh tanah. Alat pemotong bagian tubuh sapi pun menggunakan pisau elektrik yang didatangkan dari Jerman.

"Tadi nggak ada proses sentuh lantai. Begitu disembelih," kata Direktur RPH Dodi Wahyudi.

2. Pisau Elektrik

Setelah dibuat pingsan menggunakan stunning gun lalu sapi dipotong. Sapi kemudian melalui pemrosesan berupa pengulitan dan pemotongan bagian tutuh (krakas). Proses ini dilakukan tanpa menyentuh tanah. Alat pemotong bagian tubuh sapi pun menggunakan pisau elektrik yang didatangkan dari Jerman.

"Tadi nggak ada proses sentuh lantai. Begitu disembelih," kata Direktur RPH Dodi Wahyudi.

3. Daging dan Karkas

Setelah dibelah, karkas dan daging sapi melalui proses pelayuan. Bagian sapi ini dibiarkan berada dalam ruangan pada suhu 1-4 derajat celcius dengan posisi tergantung.

Hal ini dimaksudkan agar menghilangkan kejang otot dan sisa darah. Alhasil kualitas daging akan lebih baik dan lebih lembut daripada daging yang baru dipotong langsung dibawa ke pasar.

"Karkas dibelah. Itu ditempatkan suhu plus 4 derajat. Di sana proses pelayuan selama sehari. Di sana tingkat keempukan lebih baik daripada daging langsung didistribusikan ke pasar," kata Direktur RPH Dodi Wahyudi.

3. Daging dan Karkas

Setelah dibelah, karkas dan daging sapi melalui proses pelayuan. Bagian sapi ini dibiarkan berada dalam ruangan pada suhu 1-4 derajat celcius dengan posisi tergantung.

Hal ini dimaksudkan agar menghilangkan kejang otot dan sisa darah. Alhasil kualitas daging akan lebih baik dan lebih lembut daripada daging yang baru dipotong langsung dibawa ke pasar.

"Karkas dibelah. Itu ditempatkan suhu plus 4 derajat. Di sana proses pelayuan selama sehari. Di sana tingkat keempukan lebih baik daripada daging langsung didistribusikan ke pasar," kata Direktur RPH Dodi Wahyudi.

4. Daging Dibekukan

Setelah melalui proses pelayuan kemudian daging diolah. Daging mentah bisa dipotong kemudian dibuat agar tahan lama. Daging bisa dibekukan hingga didinginkan. Semua proses ini masuk katagori daging segar. Kemudian daging bisa dimasukkan ke dalam pembungkus untuk dikirim ke konsumen.

"Kategori fresh meat menurut SNI, daging dan karkas sapi yang sudah dipisahkan daging jeroan. Itu tanpa ditambahkan. Itu fresh suhu lingkungan, fresh karena dingin, fresh karena beku. Itu bisa dikategorikan," kata Direktur RPH Dodi Wahyudi.

4. Daging Dibekukan

Setelah melalui proses pelayuan kemudian daging diolah. Daging mentah bisa dipotong kemudian dibuat agar tahan lama. Daging bisa dibekukan hingga didinginkan. Semua proses ini masuk katagori daging segar. Kemudian daging bisa dimasukkan ke dalam pembungkus untuk dikirim ke konsumen.

"Kategori fresh meat menurut SNI, daging dan karkas sapi yang sudah dipisahkan daging jeroan. Itu tanpa ditambahkan. Itu fresh suhu lingkungan, fresh karena dingin, fresh karena beku. Itu bisa dikategorikan," kata Direktur RPH Dodi Wahyudi.
Halaman 2 dari 10
(feb/hen)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads