RPH milik BUMN peternakan ini memiliki standard internasional untuk proses pemotongan hingga pengepakan (packaging) daging. Prosesnya mulai dari penggunaan pistol untuk melumpuhkan sapi hingga pisau elektrik.
Berikut hasil penelusuran detikFinance, di RPH tersebut, Rabu (12/2/2014).
|
1. Pistol Kejut
|
Saat proses pemotongan, petugas RPH menggunakan pistol bernama stunning gun. Pistol berpeluru hampa ini mampu menembak titik pusat tertentu di kepala. Alhasil, sapi dibikin langsung pingsan hingga 3 menit.
"Namanya stunning gun. Setelah ditembak, dia akan pingsan 2,5-3 menit. Sehingga harus langsung dipotong kalau nggak dia sadar lagi," kata Direktur RPH Berdikari Dodi Wahyudi.
Alat ini didatangkan langsung dari Jerman. Setelah pingsan, sapi langsung dipotong. "Itu untuk dipingsankan syarat animal welfare. Supaya sapi lebih tenang," sebutnya.
Untuk petugas penembak dan pemotong sapi pun harus bersertifikat umumnya sapi yang harus dibuat pingsan berasal dari sapi impor. Sementara itu, untuk proses setrum bagi sapi sebelum dipotong, sudah tidak dipakai lagi di Indonesia. "Kalau lokal nggak ada prasyarat stunning," terangnya.
1. Pistol Kejut
|
Saat proses pemotongan, petugas RPH menggunakan pistol bernama stunning gun. Pistol berpeluru hampa ini mampu menembak titik pusat tertentu di kepala. Alhasil, sapi dibikin langsung pingsan hingga 3 menit.
"Namanya stunning gun. Setelah ditembak, dia akan pingsan 2,5-3 menit. Sehingga harus langsung dipotong kalau nggak dia sadar lagi," kata Direktur RPH Berdikari Dodi Wahyudi.
Alat ini didatangkan langsung dari Jerman. Setelah pingsan, sapi langsung dipotong. "Itu untuk dipingsankan syarat animal welfare. Supaya sapi lebih tenang," sebutnya.
Untuk petugas penembak dan pemotong sapi pun harus bersertifikat umumnya sapi yang harus dibuat pingsan berasal dari sapi impor. Sementara itu, untuk proses setrum bagi sapi sebelum dipotong, sudah tidak dipakai lagi di Indonesia. "Kalau lokal nggak ada prasyarat stunning," terangnya.
2. Pisau Elektrik
|
"Tadi nggak ada proses sentuh lantai. Begitu disembelih," kata Direktur RPH Dodi Wahyudi.
2. Pisau Elektrik
|
"Tadi nggak ada proses sentuh lantai. Begitu disembelih," kata Direktur RPH Dodi Wahyudi.
3. Daging dan Karkas
|
Hal ini dimaksudkan agar menghilangkan kejang otot dan sisa darah. Alhasil kualitas daging akan lebih baik dan lebih lembut daripada daging yang baru dipotong langsung dibawa ke pasar.
"Karkas dibelah. Itu ditempatkan suhu plus 4 derajat. Di sana proses pelayuan selama sehari. Di sana tingkat keempukan lebih baik daripada daging langsung didistribusikan ke pasar," kata Direktur RPH Dodi Wahyudi.
3. Daging dan Karkas
|
Hal ini dimaksudkan agar menghilangkan kejang otot dan sisa darah. Alhasil kualitas daging akan lebih baik dan lebih lembut daripada daging yang baru dipotong langsung dibawa ke pasar.
"Karkas dibelah. Itu ditempatkan suhu plus 4 derajat. Di sana proses pelayuan selama sehari. Di sana tingkat keempukan lebih baik daripada daging langsung didistribusikan ke pasar," kata Direktur RPH Dodi Wahyudi.
4. Daging Dibekukan
|
"Kategori fresh meat menurut SNI, daging dan karkas sapi yang sudah dipisahkan daging jeroan. Itu tanpa ditambahkan. Itu fresh suhu lingkungan, fresh karena dingin, fresh karena beku. Itu bisa dikategorikan," kata Direktur RPH Dodi Wahyudi.
4. Daging Dibekukan
|
"Kategori fresh meat menurut SNI, daging dan karkas sapi yang sudah dipisahkan daging jeroan. Itu tanpa ditambahkan. Itu fresh suhu lingkungan, fresh karena dingin, fresh karena beku. Itu bisa dikategorikan," kata Direktur RPH Dodi Wahyudi.
Halaman 2 dari 10