Alat Sadap di Glodok Banyak Diburu Pekerja Kantoran

Alat Sadap di Glodok Banyak Diburu Pekerja Kantoran

- detikFinance
Minggu, 23 Feb 2014 18:11 WIB
Jakarta -

Berbagai macam alat untuk penyadapan dijual bebas di pusat elektronika Glodok, Jakarta Barat dengan harga mulai Rp 300.000 hingga jutaan per buah. Alat-alat ini ternyata banyak dicari orang kantoran.

Lena, seorang penjual alat sadap di Glodok mengungkapkan, alat sadap biasanya dicari oleh orang kantoran. Kebanyakan mereka membeli alat sadap karena tempat kerjanya mengalami pencurian brankas.

"Orang-orang kantoran biasanya yang nyari. Mereka biasanya brankasnya dicuri, dibobol," kata Lena kepada detikFinance, Minggu (23/2/2014).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menjelaskan, permintaan alat sadap memang tak setinggi permintaan peralatan elektronika lainnya. Selain orang kantoran, konsumen yang membeli alat sadap biasanya orang-orang tertentu saja.

"Nggak banyak ya karena kan tidak semua orang cari hanya tertentu saja," ujarnya.

Berbeda dengan Lena, penjual alat sadap di emperan pertokoan Glodok yang bernama Rusdi justru mengaku produk ini banyak permintaannya. Dalam sehari, Rusdi mengaku bisa menjual hingga 10 buah alat sadap.

"Banyak yang cari ya karena kan di toko-toko jarang yang jual, paling yang gampang dicari ya sekitaran Glodok sini, bisa 5-10 kejual kalau ramai," katanya.

Sementara itu, pedagang lain bernama Ade mengatakan dalam sehari bisa menjual 2-3 buah.

"Sehari ya ada saja yang nyari bisa 2-3. Mereka yang sering beli sih orang-orang Arab tapi ya banyak juga yang beli selain Arab, cewek cowok muda ya beda-beda," tandasnya.

Ragam Alat Sadap

Berbagai alat sadap dijual di emperan maupun pertokoan kawasan Pusat Elektronika Glodok, Jakarta Pusat. Harganya pun bervariasi mulai dari Rp 300.000 hingga Rp 1,4 juta untuk alat sadap yang bisa tembus ruang.

Lena menambahkan dirinya menjual alat sadap berbagai jenis mulai dari yang biasa sampai yang 'tembus' ruangan.

"Ada yang cuma bisa nyadap saja. Jadi kita taruh alat penyadapnya di satu ruangan misal di bawah meja atau di ruang tamu atau di tempat tidur terus kalau sudah ya diambil. Ada juga yang bisa dipantau dari jauh jadi alat penyadapnya taruh di kamar misalnya terus kita pantau dari luar," terangnya.

Pertama, alat penyadap mirip CCTV, namun fungsinya lebih banyak tak hanya sekedar merekam gambar. Alat penyadap ini dilengkapi perekam suara.

Alat ini terdiri dari kamera dengan harga Rp 450.000, microphone Rp 600.000, hard disk sesuai kebutuhan, dan Rp 1,2 juta untuk DVR, yaitu alat perekam suara yang bisa dipantau dari jarak jauh.

"Jadi kamera ditaruh di ruang tamu misalnya sama mic juga terus DVR taruh di tempat terpisah misal di tempat tidur atau di luar, sambungannya pakai kabel. Jadi bisa dipantau dari tempat jauh. Ini gambar, suara jelas," paparnya.

Kedua, alat sadap yang teknologinya lebih sederhana hanya bisa merekam dengan jarak dekat dan dalam satu ruangan, dibanderol dengan harga Rp 1,4 juta per buah.

Cara menggunakan alat ini cukup sederhana, hanya ditaruh di tempat yang diinginkan, kemudian tekan tombol rekam. Alat tersebut akan merekam secar otomatis.

Alat ini bisa menampung kapasitas yang lebih besar dari alat sadap yang dijual lebih murah. Bentuknya seperti USB, kelebihannya, tingkat sensitivitasnya lebih tinggi. Hasil kualitas suara dan gambar bisa lebih jelas.

"Ini bisa di ruangan 3x3 misalnya. Itu jelas banget. Atau ruang kantor juga bisa, suara jelas," terangnya.

Ketiga, jenis alat penyadap yang dijual lebih murah dan sederhana berfungsi sebagai alat perekam saja. Kemampuannya terbatas karena tidak 'tembus' ruang hanya bisa merekam sejauh sinar sensor mengenai objek.

(drk/hen)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads