Selain membawa apel, mereka juga membawa jeruk Malang, kemudian menyebar dan melemparnya ke Kantor Kemendag. Dampaknya Jalan Ridwan Rais dipenuhi dengan ratusan Apel dan Jeruk Malang.
"Kami ingin pemerintah dengar tuntutan kami karena maraknya buah impor di Indonesia. 70% lahan pertanian hortikultura di Malang sudah beralihfungsi menjadi hotel dan tempat hiburan," teriak seorang pendemo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami minta betul pemerintah melihat nasib petani. Jangan mempermudah buah impor masuk ke Indonesia," jelasnya.
Menurut para petani, apel-apel yang ada di pasar Malang sekarang kebanyakan apel impor. Akibat berlimpahnya apel impor, maka harga apel lokal menjadi terpuruk hanya Rp. 2.500 per kg di tingkat eceran.
Jatuhnya harga apel lokal menyebabkan petani besar sekarang mulai beralih ke sektor usaha lain seperti properti, agrowisata dan mulai meninggalkan perkebunan apel. Sehingga semakin membuat apel Malang tidak mempunyai posisi tawar di pasar.
(wij/hen)