"Sekitar 490 hektar khususnya tanaman cabai puso," kata Kepala Dinas Pertanian Jawa Timur Wibowo Eko Putro kepada wartawan di sela acara kunjungan Gubernur Jawa Timur di Kediri, Selasa (25/2/2014).
Ia menerangkan, sentra tanaman cabai di Jawa Timur terbagi menjadi dua yakni di kawasan Lereng Kelud dan Lereng Kumitir (Banyuwangi, Jember, Situbondo). Dari kedua lereng tersebut, produksi cabai di kawasan ini memasok kebutuhan nasional sekitar 60%.
Dari 60% tersebut di Jawa Timur, sekitar 40% produksi cabe dipasok dari kawasan lereng Kelud (Kepung, Puncu, Plosoklaten) Kabupaten Kediri. Bahkan sekitar 20 ton cabai dari Kediri dikirim ke Kalimantan.
"Produksi tanaman cabai ini menjadi sentra produksi suplai nasional," tuturnya.
Upaya pemulihan yang dilakukan Dinas Pertanian, pihaknya akan menyiapkan anggaran sekitar Rp 1,8 miliar untuk pembelihan benih. Juga menyiapkan bantuan seperti traktor.
"Minggu setelah erupsi, saya langsung memantaunya. Saya meminta cabai yang sudah merah untuk segera dipanen," tuturnya.
Ketika disiingung mengenai produksi nasional, Eko menegaskan produksi cabai di Jawa Timur tidak terganggu erupsi Gunung Kelud.
"Kita mendapatkan kuota 1.200 hektar se-Indonesia. Karena kita tidak bisa membendung kemauan petani sehinggga sekitar 1.500 hektar. Erupsi Kelud, lahan untuk pertanian Nggak ada guncangan yang terdampak hanya 300 hektar lebih saja ," tandasnya.
(roi/hen)