Kostum suatu tim nasional biasanya menggambarkan bendera negara. Timnas Spanyol, misalnya, akrab dengan warna merah marun-kuning-hitam seperti benderanya. Demikian pula timnas Perancis yang menggunakan biru-putih-merah layaknya sang Tricolore.
Zaman sekarang, kostum (atau biasa disebut jersey) pesepakbola bukan sekedar pakaian. Di dalamnya terkandung teknologi rumit yang membuat pemakainya tetap nyaman di tengah panasnya pertandingan.
Misalnya teknologi Climacool yang dirilis Adidas. Jersey dengan teknologi Climacool menggunakan bahan serat poliester yang lebih lembut dari kapas dan menahan panas lebih baik dibandingkan bahan-bahan lain. Teknologi ini dapat membuat suhu kulit lebih sejuk dan melindungi dari sinar ultraviolet.
Kemudian ada Nike yang punya teknologi Dri-FIT, yang menggunakan bahan poliester serat mikro. Penggunaan Dri-FIT membuat tubuh tetap kering ketika keringat menguap. Ini akan membuat tubuh penggunanya lebih nyaman.
Ternyata Indonesia mampu membuat jersey dengan teknologi rumit seperti itu. Tidak terkecuali jersey yang digunakan pemain di Piala Dunia.
“Sudah lama itu, hampir berapa periode Piala Dunia ini hampir 4 tahun sekali. Sejak di Jerman 2006 itu pun sudah memasok, terutama sejak Adidas dan Nike memiliki kantor di Indonesia,” kata Ade Sudrajat, Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API).
Jersey made in Indonesia biasanya diproduksi di daerah Semarang dan Boyolali (Jawa Tengah). Tidak hanya jersey, produk lainnya seperti jaket tim pun banyak yang buatan Indonesia.
Menurut Ade, sudah lama Indonesia mengekspor jersey atau jaket tim sepakbola. “Mungkin sejak 30 tahun yang lalu, tetapi dulu mungkin kuantitasnya tidak seberapa. Sekarang semakin banyak dan kualitas produk Indonesia semakin baik,” katanya.
Namun untuk Piala Dunia Brasil 2014, Ade belum memastikan apakah jersey buatan Indonesia bisa masuk. “Kami belum tahu bisa masuk ke Brasil atau tidak karena Indonesia dikenakan safeguard atau anti dumping. Padahal ini pasar yang cukup cerah,” tuturnya.
(hds/DES)