Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono mengatakan untuk opsi pertama runway akan dibangun di bagian utara. Panjangnya tidak jauh berbeda dengan runway 1 dan 2. Targetnya mampu menambah kapasitas bandara hingga 40%.
"Opsi pertama membuat runway yang dekat dengan runway utara sekarang istilahnya cross pararel karena ada restriksi dalam navigasi udara. Kalau cross pararel kapasitasnya 30-40% meningkat. Itu memang kebutuhan lahan lebih kecil tapi itu sudah sampai Rp 4 triliun untuk pembebasan lahan," ujarnya di kantor Kemenko Perekonomian, Lapangan Banteng, Jakarta, Rabu (26/2/2014)
Sementara opsi kedua adalah runway dengan panjang 1 km ke arah utara. Memang kondisi pembebasan lahannya menjadi semakin rumit. Karena area tersebut dihuni oleh ribuan kepala keluarga.
"Kita langsung membuat independent runway, agak lebih jauh paling tidak 1 km ke utara, kalau kita independen lebih ke utara artinya lebih banyak tanah yang dibebaskan nah kalau dibebaskan tentu biayanya 2 kali lipat," ungkapnya.
Namun keuntungannya adalah kapasitas yang bisa ditampung mampu mencapai 80 juta penumpang per tahun.
"Itu yang akan kita lihat karena kita harus bicara benefit cost-nya, kita langsung punya itu tapi kita punya kapasitas hingga 80 juta penumpang per tahun," kata Bambang
Ia menyebutkan ini masih dalam pembahasan pada internal pemerintahan dan perusahaan BUMN terkait. Targetnya dalam kurun waktu 1 bulan ke depan, sudah ada keputusan.
"Belum, ini masih akan diputuskan akan membangun yang deket atau yang jauh. Targetnya dalam 1 bulan ini keluar keputusannya," imbuhnya.
(mkl/ang)