Bambang bersama rombongan dari Dirjen Perhubungan Laut dan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III meninjau Terminal Teluk Lamong melalui kapal Artama III dari Pelabuhan Tanjung Perak, Jumat (28/2/2014).
Ketika sampai di dermaga Terminal Teluk Lamong, Wamenhub bersama rombongan meninjau pembangunan Lapangan penumpukan jalan penghubung, Jembatan penghubung hingga gedung perkantoran di area Terminal Teluk Lamong.
Disela-sela kunjungannya, Wamenhub berharap agar ada percepatan pembangunan di Pelabuhan Tanjung Perak.
"Tanjung Perak secara keseluruhan adalah pelabuhan yang sangat strategis di Indonesia. Apalagi dikaitkan dengan jalur atau koridor logistik Jakarta-Surabaya, nantinya akan bersambung dengan kereta api, bahkan (tol) Trans Jawa," kata Bambang.
Pembangunan Terminal Teluk Lamong akan menjadi salah satu outlet gateway dari Indonesia. "Karena itu, kita perlu segera mempercepat upaya-upaya untuk meningkatkan kapasitas diperbesar, salah satunya adalah pembangunan ini (Terminal Teluk Lamong)," tuturnya.
Ia menambahkan, selain pembangunan Terminal Teluk Lamong, pihaknya juga akan melakukan pekerjaan pengerukan di Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS) hingga 14 meter, sehingga nantinya bisa meningkatkan ukuran kapal hingga 5.000 TEUs.
"Kedalamannya nanti sesuai standar internasional. Nanti kita tidak lagi bermain di kapal kelas 3500 tapi masuk ke kelas 5000," terangnya.
Sementara itu, Direktur Utama Pelindo III Djarwo Surjanto menambahkan, pembangunan Terminal Teluk Lamong sudah mencapai 85 persen.
"Kita tunggu alat-alatnya datang. Sekitar April nanti 3 crane datang dan juga crane di darat," kata Djarwo sambil menambahkan, dalam finishing pembangunan, pihaknya juga sudah melayangkan izin operasional di instansi terkait. Serta kesiapan penunjang lainnya seperti pasokan listrik, gas.
"Soft opening tetap sesuai target awal Mei 2014. Bisa beroperasi tentunya melayani kapal peti kemas domestik," katanya.
(roi/hen)