Ini Alasan Mendag Lutfi Sering Pakai Istilah Sepakbola

Ini Alasan Mendag Lutfi Sering Pakai Istilah Sepakbola

- detikFinance
Selasa, 11 Mar 2014 13:34 WIB
Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi kerap menggunakan istilah sepakbola saat berbicara terkait persoalan perdagangan. Seperti yang terjadi pada hari ini, saat Lutfi membuka pameran International Furniture Expo (IFEX) 2014 di JIExpo Kemayoran Jakarta Pusat.

"Saya ini status pemain cadangan yang baru masuk. Saya akui Indonesia mempunyai penduduk 250 juta dan hutan 140 juta hektar. Ekspor kayu furnitur kita itu US$ 1,2 miliar plus US$ 200 juta. Artinya kita ekspor 1/4 dari total Vietnam atau 1% dari nilai dunia. Ada yang salah dari sistem kita," ungkap Lutfi di JIExpo, Selasa (11/3/2014)

Mantan Dubes Indonesia untuk Jepang ini mengaku sangat gemar dengan olahraga sepakbola. Lutfi, bahkan berkali-kali menggunakan istilah sepakbola saat membuka pameran tersebut.

"Saya minta maaf bagi yang tidak suka bermain bola karena saya suka bermain sepakbola. Pertandingan sepak bola sudah diatur 11 lawan 11, laki lawan laki, perempuan lawan perempuan ini bukan tinju. Sesuai perdagangan internasional, kita sebagai orang Indonesia tidak bisa bilang kita kalah karena lawan Italia. Itu salah dan seharusnya kita mesti bisa bersaing. Saya yakin kita mampu karena kita punya data (Indonesia punya 140 juta hektar)," tuturnya.

Ia sempat juga mengistilahkan sepakbola untuk membandingkan waktu kecepatan tumbuh tanaman kayu di Indonesia sebagai negara tropis yang lebih cepat dibandingkan negara lainnya. Ia berkeyakinan bahwa ekspor produk kayu Indonesia seharusnya jauh lebih unggul dibandingkan negara lain.

"Satu pohon di Finlandia untuk tumbuh 60 Cm (diameter) membutuhkan waktu 60-70 tahun atau sampai 100 tahun. Di Indonesia ada kayu sengon hanya 6 tahun untuk tumbuh pohon hingga 60 cm (diameter)," tuturnya.

Artinya Indonesia punya keunggulan hingga 10 kali dalam hal kecepatan tumbuh tanaman dibandingkan negara Eropa.

"Itu artinya 6:60, orang main bola 1:10 mau siapa pemainnya kita pemenangnya. Kita mempunyai sebuah berkah dan bagaimana kita bisa beradu dengan sistem bermanfaat. Kita punya SVLK (Sistem Legalitas Verifikasi Kayu) yang di Eropa dimana kita akan menjadi yang terbaik terutama produk kayu Indonesia yang mendapatkan insentif 8%," cetusnya.

(wij/hen)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads